Sebut Sekutu Memberikan Israel 'Izin Bebas Membunuh', Emir Qatar: Cukup Sudah
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mengecam para pendukung Israel, menuduh mereka memberikan 'izin bebas membunuh' dalam konflik bersenjata dengan Hamas, mempertanyakan apa yang akan diperoleh dari peperangan.

Negara-negara Barat yang termasuk sekutu Isrel, seperti Amerika Serikat, Inggris, hingga Prancis menyatakan dukungannya kepada Israel, menegaskan haknya untuk membela diri usai serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu.

"Kami mengatakan, cukup sudah," kata Emir Qatar dalam pertemuan Dewan Syura, seperti dikutip dari The Times of Israel 24 Oktober.

"Kebebasan dan lampu hijau tanpa syarat untuk melakukan pembunuhan bagi Israel tidak bisa dibiarkan. Pengabaian realitas pendudukan, pengepungan dan permukiman juga tidak bisa dibiarkan," katanya.

Qatar memiliki posisi dan peran yang unik. Sekutu sekaligus menjadi tuan rumah pangkalan militer Amerika Serikat, Qatar juga menampung biro politik Hamas serta kediaman pemimpin kelompok militan itu, Ismail Haniyeh.

Qatar juga bertindak sebagai saluran komunikasi dengan Hamas, serta memainkan peran penting dalam negosiasi untuk membebaskan sandera di Jalur Gaza. Jauh sebelumnya, Qatar juga menengahi gencatan senjata Israel dengan Hamas.

"Penggunaan penghentian pasokan air hingga pencegahan obat-obatan dan makanan sebagai senjata terhadap seluruh penduduk tidak dapat dibiarkan," tegasnya, mengacu pada pengepungan total Israel atas Gaza, yang menurut Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan pada Hamas.

"Kami menyerukan kawasan regional dan internasional untuk menyikapi dengan serius, eskalasi berbahaya yang kita saksikan, yang mengancam keamanan kawasan dan dunia," tandasnya.

"Kami ingin bertanya kepada mereka yang mendukung perang, dan mereka yang bertindak untuk membungkam perbedaan pendapat: apa yang akan terjadi setelah perang ini?" tanya Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Diketahui, hingga Selasa, jumlah keseluruhan korban tewas di Gaza mencapai 5.791 jiwa, termasuk 2.360 anak-anak, 1.421 wanita dan 295 lansia. Kementerian mengatakan ada juga 16.297 laporan cedera dengan berbagai tingkat keparahan dan 1.550 laporan orang hilang, dengan 870 di antaranya adalah anak-anak.