JAKARTA - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani mengatakan pada Hari Selasa bahwa Jalur Gaza bukanlah masalah keamanan Israel.
Hal ini disampaikannya dalam pidato pembukaannya pada pertemuan puncak Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) ke-44 yang diadakan di ibu kota Qatar, Doha.
"Tantangannya bukan terletak pada menyelesaikan masalah Gaza, seolah-olah itu adalah masalah keamanan yang terpisah atau masalah keamanan Israel, memerlukan pengaturan keamanan yang tunduk pada persyaratannya," jelas Emir Qatar, melansir Anadolu 5 Desember.
"Solusinya terletak pada mengakhiri pendudukan (Israel) dan menyelesaikan masalah rakyat Palestina," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada pertemuan kabinet di Ramallah mengatakan, Israel kembali mencoba menduduki Jalur Gaza dan menyusun rencana untuk membangun zona penyangga di wilayah tersebut, sesuatu yang tegas ditolaknya dan menyerukan dunia internasional melakukan hal yang sama.
"Kami menghadapi pendudukan kembali Jalur Gaza dan rencana untuk membangun zona penyangga di dalamnya. Kami sepenuhnya menolak rencana ini dan menyerukan seluruh dunia untuk menolaknya," lapor kantor berita Palestina WAFA mengutip pernyataan perdana menteri, dikutip dari TASS.
"Zona penyangga merusak (struktur) Jalur Gaza, padahal wilayahnya harus diperluas berdasarkan resolusi PBB," tambahnya.
Menurut PM Shtayyeh, luas daerah kantong tersebut dulunya sekitar 555 kilometer persegi, namun saat ini luasnya hanya 364 kilometer persegi.
BACA JUGA:
Sedangkan The Times of Israel melaporkan, mengutip seorang pejabat Israel mengatakan, negara itu tidak memiliki rencana untuk mempertahankan pasukan di daerah kantong tersebut setelah operasi darat berakhir.
Namun, mereka sedang mendiskusikan pembentukan "zona penyangga keamanan" di perbatasan dengan Gaza. Menurut surat kabar tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyampaikan rencana ini dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Diketahui GCC yang didirikan pada tahun 1981 terdiri dari Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Oman dan Kuwait.