Ingatkan untuk Tidak Memihak, Menlu Retno Cecar Dewan Keamanan PBB: Kapan DK akan Menghentikan Perang di Gaza?
Menlu Retno di pertemuan DK PBB yang membahas krisis di Gaza. (Sumber: Kemlu RI)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) segera bertindak guna menghentikan eskalasi di Jalur Gaza, mengutuk keras berlanjutnya agresi Israel terhadap warga sipil di wilayah tersebut.

Dalam High-Level Open Debate DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah yang digelar di New York, Amerika Serikat Selasa waktu setempat, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, setiap detik yang terbuang tanpa adanya aksi nyata dari DK PBB, berdampak mengerikan bagi warga Palestina di Gaza.

"Saya ingin mengingatkan, DK memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, tidak membiarkan perang berkepanjangan atau membantu salah satu pihak melanjutkan perang," ujar Menlu Retno, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu 25 Oktober.

Lebih jauh Menlu Retno juga mengatakan, DK tidak boleh tinggal diam menyaksikan bencana dan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina.

Dikatakannya, serangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah, blokade listrik, air, bahan bakar, dan pengusiran warga Gaza dilakukan oleh Israel atas nama hukuman kolektif. Di saat yang sama, warga sipil disandera dan menghadapi ancaman nyawa.

"Saya ingin bertanya bagaimana DK akan melakukan tanggung jawabnya? Kapan DK akan menghentikan perang di Gaza, mewujudkan gencatan senjata, membuka akses terhadap bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan warga sipil, dan menghentikan pendudukan ilegal oleh Israel?" cecar Menlu Retno.

Dia menambahkan, setiap detik yang terbuang karena perbedaan politik dan kegagalan mencapai konsensus, merupakan kekalahan bagi kemanusiaan dan memperparah instabilitas.

"Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?" tanya Menlu.

DK PBB diketahui telah menggelar dua kali pemungutan suara mengenai rancangan resolusi terkait konflik di Gaza pekan lalu. Dalam pemungutan suara Hari Senin, resolusi Rusia menyerukan gencatan senjata segera, jangan panjang dan menyeluruh, serta menghentikan serangan terhadap warga sipil, kandas lantaran hanya didukung China, Uni Emirat Arab, Gabon dan Mozambik. Sementara Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jepang menolak. Adapun Albania, Brasil, Ekuador, Ghana, Malta, Swiss dan Ekuador memilih abstain.

Dalam pemungutan suara Hari Rabu, resolusi usulan Brasil yang menyerukan jeda kemanusiaan untuk memberikan bantuan bagi jutaan orang di Gaza, kandas setelah mendapat veto dari Amerika Serikat. Sejatinya, rancangan resolusi itu sudah mendapatkan dukungan mayoritas anggota DK PBB (Albania, Brasil, China, Ekuador, Prancis, Gabon, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss dan UEA). Rusia dan Inggris memilih abstain.

Diketahui, mekanisme pemungutan suara resolusi DK PBB memerlukan minimal sembilan suara mendukung, dari total 15 anggota dewan tersebut, tanpa adanya veto dari salah satu anggota tetap dewan, yakni Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis dan Rusia. Bulan ini, Brasil menjabat sebagai Presiden DK PBB.