Waduh! Hampir 2.000 Artefak Dilaporkan Hilang dari British Museum
Foto udara British Museum, London, Inggris. (Wikimedia Commons/Luke Massey & the Greater London National Park City Initiative)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah artefak bernilai sejarah tinggi yang hilang dari British Museum, London, Inggris mendekati angka 2.000 item dengan nilai mencapai jutaan poundsterling.

Pekan lalu, salah satu museum paling terkenal di dunia tersebut mengungkapkan, mereka telah mengambil tindakan hukum terhadap anggota staf yang tidak disebutkan namanya, yang kemudian dipecat, setelah barang-barang dari koleksinya ditemukan hilang, dicuri atau rusak awal tahun ini.

Pihak museum belum mengungkapkan berapa banyak barang yang dicuri, hanya mengatakan barang-barang tersebut adalah "potongan-potongan kecil" termasuk "perhiasan emas dan permata dari batu semi mulia dan kaca yang berasal dari Abad ke-15 SM hingga Abad ke-19 M," seperti melansir The National News 22 Agustus.

Namun, jumlah barang yang dicuri kini diyakini "lebih dari 1.000" item dan "mendekati 2.000" dengan nilai mencapai "jutaan poundsterling", menurut The Telegraph.

Artefak tersebut baru-baru ini tidak dipamerkan kepada publik dan disimpan di gudang, terutama digunakan untuk penelitian dan karya akademis, kata museum.

Museum tersebut mungkin tidak pernah tahu persis apa yang telah dicuri karena "kesenjangan dalam inventarisnya," kata surat kabar itu.

Penyelidikan independen telah diluncurkan dan masalah ini juga sedang diselidiki oleh unit kejahatan ekonomi Kepolisian Metropolitan.

Sumber museum mengatakan, penanganan kasus ini oleh direktorat "lalai dan tidak kompeten" dengan bukti yang diberikan kepada mereka diabaikan.

Sementara itu, seorang ahli barang antik dilaporkan mengatakan kepada museum tiga tahun lalu, barang-barang dari koleksinya ditawarkan untuk dijual di eBay, dengan satu benda Romawi, bernilai antara 25,000 poundsterling (sekitar 32,000 dolar AS) hingga 50,000 poundsterling oleh pedagang, ditawarkan hanya dengan 40 poundsterling.

Peninjauan independen akan dipimpin oleh mantan pengurus museum Sir Nigel Boardman dan Lucy D'Orsi, kepala polisi Transportasi Inggris, yang akan "memulai" upaya untuk memulihkan barang-barang yang dicuri.

Terpisah, British Museum menolak berkomentar sementara penyelidikan polisi terus berlanjut.

Diketahui, British Museum dibuka pada tahun 1759 dan menyimpan sejumlah artefak yang diperebutkan, termasuk Kelereng Elgin, yang dipindahkan diplomat Inggris Lord Elgin dari kuil Parthenon di Athena pada awal abad ke-19, ketika Yunani berada di bawah kekuasaan Ottoman.

Koleksi lainnya yang menarik perhatian adalah Batu Rosetta, yang ditemukan di Mesir dan berasal dari sekitar tahun 200 SM. Ditemukan oleh pasukan Perancis pada tahun 1799, tetapi diakuisisi oleh Inggris berdasarkan perjanjian pada tahun 1802.

Satu-satunya momen batu tersebut diketahui meninggalkan British Museum adalah pada tahun 1917, selama Perang Dunia Pertama, ketika batu tersebut dipindahkan ke terowongan kereta api agar tetap aman.

Undang-undang British Museum tahun 1963 melarang institusi tersebut memberikan benda-benda dari koleksinya, kecuali dalam keadaan yang sangat terbatas.