British Museum Terjun ke Metaverse Setelah Jalin Kemitraan dengan The Sandbox
British Museum jalin kemitraan dengan platform metaverse The Sandbox. (Foto; Dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu museum terkemuka di Inggris, British Museum, dikabarkan terjun ke dunia metaverse melalui kemitraan dengan The Sandbox, sebuah platform metaverse berbasis Ethereum.

Dalam kerjasama ini, museum berencana untuk menciptakan koleksi non-fungible token (NFT) untuk memamerkan beragam artefak yang dimiliki oleh museum. Koleksi seni digital ini akan dibangun bersama dengan mitra lisensi museum, startup Prancis LaCollection.

Koleksi NFT ini akan memberikan pengalaman yang imersif bagi para pemain di seluruh dunia, memungkinkan mereka untuk menjelajahi berbagai koleksi museum. Selain itu, British Museum akan membangun ruangnya sendiri di dalam dunia game online The Sandbox, berdampingan dengan merek budaya terkenal lainnya seperti Snoop Dogg, McDonald's, Gucci, dan Adidas.

Sebastien Borget, COO dan salah satu pendiri The Sandbox, menyambut antusias kemitraan ini, mengakui peluang luar biasa bagi para pemain untuk mengeksplorasi sejarah, seni, dan budaya yang menarik yang dipamerkan oleh museum tersebut.

"Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan British Museum untuk membagikan koleksi-koleksinya yang luar biasa kepada para pemain baru di dunia maya. Ini adalah kesempatan besar bagi para pemain The Sandbox, di mana pun mereka berada, untuk mempelajari dan menikmati koleksi sejarah, seni, dan budaya manusia yang luar biasa di British Museum," kata Borget.

Para juru bicara museum mengungkapkan bahwa institusi budaya ini ingin menjajaki usaha inovatif untuk berbagi koleksi mereka dan terhubung dengan audiens yang lebih luas.

Meskipun ini merupakan debut British Museum di metaverse, museum ini telah menunjukkan ketertarikannya pada inovasi digital sebelumnya. Sebelum bekerja sama dengan The Sandbox, museum seni di London ini telah berhasil bermitra dengan LaCollection untuk menciptakan tiga koleksi NFT yang menampilkan karya seniman terkenal seperti Katsushika Hokusai dan Joseph Mallord William Turner.

Tidak hanya itu, pada tahun 2021, British Museum juga telah melakukan penjualan NFT pertamanya dengan 200 kartu pos digital yang menampilkan mahakarya Katsushika Hokusai, termasuk karya ikonik "Under the Wave, Off Kanagawa," yang lebih dikenal sebagai "The Great Wave." Museum ini juga telah mempersembahkan 20 versi token dari karya-karya seniman Inggris Joseph Mallord William Turner pada musim semi 2022, termasuk lukisan cat air menakjubkan "A Storm (Shipwreck)" dari tahun 1823.

Terjunnya British Museum dalam dunia NFT menunjukkan ketertarikan institusi budaya dengan teknologi blockchain dan seni digital. Tidak hanya British Museum, banyak institusi budaya lain yang mulai merangkul ekosistem kripto, menandakan adopsi yang lebih luas dari teknologi baru ini di dunia budaya dan seni.