JAKARTA - Pemerintah Sri Lanka berterima kasih kepada Belanda, seiring dengan pengembalian enam artefak bersejarah, termasuk sebuah meriam, sebilah perang upacara dan dua senjata yang dibawa kekuasaan kolonial dari negara itu lebih dari 250 tahun yang lalu.
Sri Lanka meminta Belanda mengembalikan artefak-artefak tersebut, setelah Pemerintah Belanda menyetujui pengembalian benda bersejarah pada tahun 2021.
Artefak tersebut diambil pada tahun 1765 dari Kandy, kerajaan terakhir Sri Lanka kuno, ketika Belanda mengepung istana tersebut, kata pernyataan dari Kedutaan Belanda.
"Benda-benda tersebut dibawa secara tidak sah ke Belanda pada masa kolonial, diperoleh dengan paksaan atau dengan cara penjarahan," tambahnya, melansir Reuters 5 Desember.
Sri Lanka berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Belanda karena telah mengembalikan artefak tersebut, kata Menteri Agama dan Kebudayaan Buddhasasana Vidura Wickramanayake.
"Masih banyak lagi yang akan datang. Tidak hanya dari Belanda tapi juga dari negara lain seperti Inggris. Jadi kami sudah memulai perundingan dan saya berharap perundingan itu segera membuahkan hasil," ujarnya kepada wartawan.
Artefak tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional di Kolombo, mengingat nilai sejarah dan budaya benda-benda tersebut untuk masyarakat Sri Lanka.
"Benda-benda ini mewakili nilai budaya dan sejarah yang penting dan dikembalikan ke Sri Lanka, agar dapat dilihat oleh masyarakat Sri Lanka," jelas Duta Besar Kerja Sama Kebudayaan Internasional Dewi Van de Weerd.
"Nilai pengembalian benda-benda ini penting, karena ini adalah upaya mengatasi ketidakadilan dalam sejarah," lanjutnya.
Sebelumnya, Pemerintah Belanda mengembalikan lebih dari 300 artefak ke Indonesia awal tahun ini.
BACA JUGA:
Diketahui, mengembalikan artefak ke negara-negara bekas jajahan merupakan isu yang sudah berlangsung lama dan seringkali sensitif.
Perselisihan antara Inggris dan Yunani mengenai kepemilikan Patung Parthenon, yang dikenal sebagai kelereng Elgin, meningkat bulan lalu. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pembatalan rencana pertemuan antara kedua pemimpin mereka.
Yunani telah berulang kali meminta British Museum untuk mengembalikan secara permanen patung berusia 2.500 tahun yang dipindahkan diplomat Inggris Lord Elgin dari Kuil Parthenon di Athena pada tahun 1806, pada periode ketika Yunani berada di bawah pemerintahan Ottoman Turki.