JAKARTA - Sekitar 51 artefak bersejarah yang diyakini berasal dari era Mesopotamia disita oleh petugas bea cukai Turki, sebelum berhasil diselundupkan ke perbatasan Suriah.
Sebuah kendaraan yang mencoba melewati gerbang bea cukai Cilvegözü dan melintasi perbatasan Turki dengan Suriah, menarik perhatian tim bea cukai selama pemeriksaan.
Perhatian petugas tertuju pada area antara setir dan kaca depan yang dilapisi dengan kain. Petugas pun langsung memeriksa bagian tersebut. Begitu lapisan kain tersebut dibuka, petugas langsung mendapati berbagai patung manusia dan hewan yang tersembunyi di balik penutup tersebut.
Patung-patung tersebut langsung dikirim ke Direktorat Museum Hatay, untuk diperiksa oleh tim Direktorat Penyelundupan dan Intelijen Penegakan Bea Cukai Cilvegözü, karena dicurigai sebagai artefak sejarah.
Analisis ahli mengungkapkan, patung-patung itu bukan berasal dari Anatolia melainkan dari situs Mesopotamia, kemungkinan besar dari situs di Irak, melansir Daily Sabah 4 Januari.
Berusia ribuan tahun, artefak terbuat dari gading dan tulang hewan. Awalnya merupakan aset budaya yang diproduksi untuk menghiasi furnitur atau barang serupa.
Disebutkan bahwa figur tulang yang diperkirakan berasal dari tahun 2750-2250 SM tersebut, mirip dengan figur yang ditemukan di makam raja-raja Ur dan dipamerkan di museum seperti British Museum, Baghdad Museum, Louvre Museum, Chicago University Museum dan Museum Deir el-Zour Suriah.
BACA JUGA:
Diketahui, ke-51 Artefak yang disita akan tetap berada di bawah perlindungan resmi, dan penyelidikan yang dipimpin oleh Kantor Kejaksaan Agung Reyhanlı tengah berlangsung.