JAKARTA - Puluhan artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dipamerkan di Hall Convention Jakarta Islamic Centre (JIC). Ada 35 barang peninggalan bersejarah yang dipamerkan, mulai dari rambut, busur panah, turban, alas kaki hingga tongkat milik Nabi Muhammad SAW.
Di antara barang milik Baginda Rasulullah, ada juga peninggalan milik para sahabat Rasulullah seperti pedang Khalid bin Walid dan pedang Sayyidina Hussain. Tak ketinggalan baju perang era Utsmaniyyah.
"Ya senang aja, lihat pameran, dan barang-barang peninggalan Nabi (Muhammad SAW)," kata Ibu Sri Astuti (52) pengunjung, Sabtu, 24 April.
Sementara Tasid (38) pengunjung asal Cianjur mengaku datang melihat barang-barang Nabi Muhammad SAW untuk mengobati rindu pada Baginda Rasulullah. Dirinya juga mengajak sanak saudara datang ke pameran ini.
"Sebenernya mengobati kangen kepada Nabi (Muhammad SAW, red) Dia berharap, di bulan Ramadan ini semakin meningkatkan kecintaannya pada nabi. "Semoga kita semakin cinta pada Rasulullah," katanya.
Pameran ini juga menjadi ajang pembelajaran sejarah islam. Di mana pengunjung dapat melihat artefak peninggalan milik Nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
Untuk diketahui, pameran ini akan dilaksanakan selama sebelas hari. Terhitung mulai dari Jumat, 23 April, hingga Senin, 3 Mei. Adapun waktu operasionalnya dimulai pada pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB dan dilanjut lagi seusai salat tarawih hingga 22.00 WIB.
Sebelumnya, Ketua Penyelenggara Muhammad Rifqi mengatakan, ada 35 item yang dipamerkan. Dia berharap, pameran artefak Nabi Muhammad dan para sahabat ini dapat menambah kecintaan umat Islam kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
"Ini 35 item. Ini memang bukan hanya ada peralatan perang, tapi juga ada kiwsah makam Rasulullah, lalu ada juga kiswah Kakbah di zaman Utsmani, lalu kita juga ada semacam gembok kunci makam Rasulullah," ujar Rifqi di lokasi.
BACA JUGA:
Rifqi menjelaskan, barang-barang bersejarah tersebut di dapat dari sejumlah tempat. Menurutnya artefak-artefak tersebut juga sebelumnya telah dipamerkan di Brunei Darussalam, Malaysia dan Singapura.
"Sebelum-sebelumnya barang-barangnya ini didapat dari Mesir, Kairo, dari Mekkah, Madinah dan juga Yaman. Ini tempat-tempat yang sejarah. Jadi ada arkeolog selama 20 tahun mencari, bahkan pernah ditemukan di salah satu pasar di Madinah," ucap Rifqi.
Panitia penyelenggara juga menyediakan tes antigen bagi para pengunjung. Pameran ini diadakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.