JAKARTA - Polisi Korea Selatan menyebut kurangnya persiapan dan respons yang tidak memadai, menjadi penyebab utama tragedi perayaan Halloween yang mematikan di Itaewon, Seoul tahun lalu yang menewaskan 159 orang.
Perayaan Halloween di Itaewon berubah menjadi peristiwa mematikan pada 29 Oktober tahun lalu, setelah puluhan ribu anak muda memadati gang-gang sempit, untuk merayakan Halloween pertama setelah pembatasan COVID-19 selama tiga tahun
Pihak berwenang, termasuk polisi, tidak menyusun langkah-langkah keamanan meskipun kerumunan padat menimbulkan insiden, tidak mengambil langkah yang tepat setelah panggilan untuk penyelamatan mulai masuk, kata Sohn Je-han, yang memimpin penyelidikan.
"Salah menilai situasi, keterlambatan dalam berbagi informasi dan kurangnya kerjasama antara lembaga terkait yang tumpang tindih, menyebabkan banyak korban," kata Sohn kepada wartawan, melansir Reuters 13 Januari.
Keluarga yang berduka dan anggota parlemen oposisi mengkritik penyelidikan polisi, karena gagal meminta pertanggungjawaban pejabat tinggi.
"Kami memiliki begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab," kata Lee Jong-chul, ketua kelompok yang mewakili keluarga yang ditinggalkan, kepada wartawan saat ia tiba di kantor kejaksaan di Seoul.
"Kami datang ke sini untuk memberikan pernyataan korban, mengharapkan penyelidikan yang lebih baik dan diperluas," tandasnya
Sohn mengatakan, "sulit" untuk mengatakan pejabat kota, polisi nasional dan kementerian dalam negeri yang mengawasi polisi Korea Selatan, telah melanggar tugas mereka.
Pada Bulan Desember, Parlemen Korea Selatan mengeluarkan mosi yang menyerukan pemberhentian Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min.
Lee Jung-min, ayah dari Lee Joo-young (28) yang meninggal dalam tragedi itu mengatakan, dia ingin "pejabat yang berwenang" untuk bertanggung jawab.
"Artinya menteri dalam negeri, kepala polisi nasional, bahkan perdana menteri - mereka semua harus bertanggung jawab," katanya, seperti mengutip BBC.
Putrinya berada di Itaewon bersama tunangannya, yang pingsan tetapi selamat. Pasangan itu sedianya akan menikah tahun ini.
"Saya bertekad untuk mendapatkan permintaan maaf dari mereka yang berkuasa, sehingga putri saya dapat memejamkan mata dengan tenang. Saya sudah mengatakan kepadanya, Ayah akan melakukan yang terbaik," tegas Lee.
Namun, Sohn mengatakan pemerintah setempat, polisi, pemadam kebakaran dan pejabat metro termasuk di antara mereka yang memiliki "tanggung jawab hukum untuk mencegah dan menanggapi bencana".
Unit investigasi khusus yang dipimpin Sohn menyelidiki 548 orang dan menganalisis 180 video dari rekaman CCTV, media sosial dan materi pers.
Panggilan pertama ke polisi datang pada pukul 18:34 waktu setempat, beberapa jam sebelum peristiwa mematikan itu terjadi, dan setidaknya ada 10 panggilan darurat lagi dari daerah tersebut selama tiga setengah jam berikutnya.
Catatan menunjukkan, polisi hanya memobilisasi petugas untuk empat dari 11 panggilan yang memperingatkan mereka tentang tingkat kepadatan yang berbahaya.
Mengutip New Straits Times dari Yonhap, tim investigasi beranggotakan 501 orang mulai beroperasi pada 1 November dan telah memeriksa kantor distrik dan polisi, pemadam kebakaran serta lembaga terkait lainnya di Yongsan, Itaewon, untuk mengetahui dasar dari kecelakaan maut tersebut.
Di antara mereka yang dirujuk ke kejaksaan dengan penahanan adalah kepala kantor Lingkungan Yongsan Park Hee-young dan mantan kepala Kantor Polisi Yongsan Lee Im-jae, keduanya atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.
BACA JUGA:
Empat polisi lainnya dan pejabat Yongsan juga dirujuk ke kejaksaan dengan penahanan, termasuk mantan pejabat Badan Kepolisian Metropolitan Seoul (SMPA) yang ditugasi menghapus laporan internal yang memperingatkan tentang kepadatan Halloween dan kemungkinan kecelakaan keselamatan.
Kepala SMPA Kim Kwang-ho, dua petugas SMPA lainnya yang bertanggung jawab atas pemantauan darurat, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan Choi Seong-beom, kepala pusat kesehatan masyarakat Yongsan dan kepala Stasiun Kereta Bawah Tanah Itaewon juga termasuk di antara mereka yang dirujuk ke pihak kejaksaan tanpa penahanan atas kelalaian profesional yang fatal atau tuduhan lain yang terkait dengan respons yang ceroboh.
Setelah pengalihan kasus, jaksa diharapkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk dakwaan potensial untuk memutuskan apakah mereka akan diadili.