Bagikan:

JAKARTA - Pembuangan air olahan yang direncanakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang lumpuh di Prefektur Fukushima ke laut akan dimulai sekitar musim semi atau musim panas ini, sekitar dua tahun setelah keputusan pelepasannya dibuat, kata Pemerintah Jepang Hari Jumat.

Kebijakan yang direvisi tentang pembuangan air olahan yang mengandung konsentrasi tritium tingkat rendah, serta dukungan keuangan untuk komunitas nelayan yang terkena dampak disahkan selama pertemuan menteri Kabinet terkait pada Hari Jumat.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah melakukan beberapa tinjauan keselamatan terhadap rencana tersebut, untuk memastikan pelepasan tersebut sesuai dengan standar keselamatan internasional dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Badan tersebut akan mengeluarkan laporan komprehensif berdasarkan temuan mereka dan memberikan dukungan sebelum, selama dan setelah pembuangan.

"Kami ingin menjelaskan langkah-langkah ini secara menyeluruh kepada komunitas nelayan dan pihak terkait lainnya, sambil mendengarkan keprihatinan mereka," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada pertemuan tersebut, melansir Kyodo News 13 Januari.

Menurut kebijakan yang telah direvisi, pemerintah akan membantu para nelayan yang khawatir akan rusaknya reputasi yang akan berdampak pada penjualan hasil tangkapan mereka melalui dana baru senilai 50 miliar yen Jepang (385 juta dolar AS).

Diketahui, air radioaktif yang dipompa untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh di PLTN Fukushima Daiichi, yang lumpuh akibat gempa besar dan tsunami 2011 di timur laut Jepang, telah terkumpul di kompleks tersebut. Itu telah bercampur dengan hujan dan air tanah di lokasi, menjadi terkontaminasi.

Itu diakumulasi dalam tangki penyimpanan di kompleks Tokyo Electric Power Company Holdings Inc., setelah diolah dengan sistem pemrosesan cairan canggih yang menghilangkan sebagian besar radionuklida.

Pada April 2021, Pemerintah Jepang memutuskan kebijakan untuk mulai mengeluarkan air olahan sekitar dua tahun kemudian.

Operator pabrik TEPCO memulai pembangunan fasilitas pembuangan pada Agustus tahun lalu, tetapi dikatakan penyelesaian fasilitas dapat tertunda tergantung kondisi laut dan cuaca.

Sebagian besar pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia secara rutin dan aman melepaskan air olahan, yang mengandung tritium konsentrasi rendah dan radionuklida lainnya ke lingkungan sebagai bagian dari operasional normal, menurut IAEA.