Bagikan:

JAKARTA - China menolak usulan Jepang untuk bergabung dengan tim verifikasi internasional, untuk menilai hasil pemantauan tingkat radiasi dalam air olahan yang dilepaskan ke laut dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima yang lumpuh, kata sumber yang mengetahui hal tersebut pada Hari Selasa.

China diketahui tegas menentang pembuangan air limbah yang telah diolah ke laut, melarang semua impor produk seafood dari Jepang sejak kebijakan tersebut dimulai akhir Agustus lalu.

Beijing juga mengabaikan usulan Tokyo untuk melakukan dialog berbasis sains yang melibatkan para ahli mengenai masalah ini, kata para pejabat Jepang, melansir Kyodo News 5 September.

Dalam kerangka tersebut, negara-negara peserta akan membandingkan, menganalisis dan mengevaluasi hasil pemantauan yang dilakukan masing-masing oleh pemerintah Jepang dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), terhadap air laut di lepas pantai Prefektur Fukushima, timur laut Jepang.

Untuk menjamin objektivitas evaluasi internasional, Jepang tidak berpartisipasi dalam kerangka tersebut.

Lembaga penelitian yang berpartisipasi dalam kerangka ini dipilih oleh entitas yang terkait dengan IAEA, di mana saat ini melibatkan institusi dari Amerika Serikat, Prancis, Swiss dan Korea Selatan.

Sejak awal tahun ini, Tokyo telah berulang kali meminta Beijing melalui saluran diplomatik untuk berpartisipasi dalam upaya pemantauan. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Tiongkok dengan alasan kerangka kerja tersebut "tidak menjamin" analisis independen terhadap air yang dilepaskan, kata sumber tersebut.

Sumber pemerintah Jepang menyatakan, Tiongkok kemungkinan besar percaya bahwa bergabung dengan kerangka kerja tersebut "sama saja dengan mendukung pembuangan limbah ke laut."

Diketahui, sebelum dilakukan pembuangan secara bertahap, air limbah radioaktif PLTN Fukushima telah mengalami proses pengolahan yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium. Sebelum dibuang ke laut, sisa zat radioaktif diencerkan hingga jauh di bawah konsentrasi yang diizinkan berdasarkan standar keselamatan Jepang.

Tritium diketahui kurang berbahaya bagi kesehatan manusia, dibandingkan bahan radioaktif lainnya seperti cesium dan strontium, karena memancarkan radiasi yang sangat lemah dan tidak terakumulasi di dalam tubuh, kata para ahli.

Diketahui, PLTN di seluruh dunia secara rutin melepaskan air olahan yang mengandung tritium dan radionuklida lainnya dengan konsentrasi rendah ke lingkungan, sebagai bagian dari operasi normal, menurut IAEA.