Usai Temui Putin, Presiden Erdogan Bakal Bahas Kesepakatan Biji-bijian dengan Sekjen PBB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/The Russian Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki tengah bekerja dengan PBB untuk menghidupkan kembali inisiatif biji-bijian Laut Hitam, berencana berdiskusi dengan Sekjen PBB Antonio Guterres pada sidang umum bulan ini.

Berbicara kepada para wartawan setelah pembicaraan di Rusia dengan Vladimir Putin, Presiden Erdogan mengatakan proposal terbaru PBB berusaha untuk menjawab beberapa tuntutan Rusia, mengulangi keyakinannya sebuah solusi dapat segera ditemukan.

Tuntutan Rusia termasuk kembalinya Bank Pertaniannya ke sistem pembayaran SWIFT dan mengasuransikan kapal-kapal yang terlibat dalam inisiatif biji-bijian, ujarnya sebagaimana dikutip oleh TRT, Haberturk dan lembaga penyiaran Turki lainnya.

"Pada tanggal 28 Agustus, Sekretaris Jenderal PBB Guterres, dalam surat yang ia kirimkan, mengusulkan sebuah mekanisme perantara yang akan dihasilkan dari transaksi SWIFT, bukan SWIFT secara langsung seperti yang diinginkan oleh Rusia," ujar Presiden Erdogan, melansir Reuters 5 September.

"Mereka mengatakan bahwa pekerjaan juga sedang dilakukan untuk masalah asuransi," lanjutnya.

Presiden Erdogan mengatakan, Moskow mengajukan dua tuntutan ini sebagai "keharusan" untuk menghidupkan kembali inisiatif tersebut, dengan Presiden Putin telah mengatakan kepadanya, Ia tidak akan mengambil langkah dalam hal ini sampai "Eropa menepati janji-janji yang mereka buat kepada saya", menurut media Turki.

Kemarin, Presiden Putin mengulangi Rusia dapat kembali ke inisiatif Laut Hitam, tetapi hanya jika Barat berhenti membatasi ekspor pertanian Rusia untuk menjangkau pasar global.

Presiden Erdogan akan berpartisipasi dalam KTT G20 di India pada tanggal 9-10 September, sebelum menghadiri Sidang Umum PBB di New York pada tanggal 18-26 September.

"Kami akan mengadakan pertemuan dengan Guterres di sana untuk membahas isu-isu ini," tandas Presiden Erdogan.