JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan Rusia bukan negara biasa, seiring dengan sikap tidak setujunya terhadap sentimen negatif yang diarahkan sejumlah pemimpin dunia terhadap mitranya, Presiden Vladimir Putin.
Berbicara kepada para wartawan di New York setelah menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Erdogan mengatakan Rusia bukanlah sebuah negara yang dapat diabaikan, mengulangi harapannya dapat menemukan solusi untuk menghidupkan kembali inisiatif biji-bijian Laut Hitam telah dihentikan oleh Moskow pada bulan Juli.
"Baik pemimpin (presiden, red) dan perdana menteri memiliki pendekatan negatif terhadap Putin. Tentu saja, kami tidak membawa atau mencerminkan sikap ini. Saya juga tidak menganggap pendekatan-pendekatan ini benar, karena Rusia bukanlah negara biasa," kata Presiden Erdogan, melansir Reuters 22 September.
"Baik dengan luas wilayahnya maupun posisinya di dunia, Rusia memiliki tempat yang jelas. Dalam hal produksi biji-bijian, Rusia adalah salah satu dari sedikit negara di dunia saat ini. Sekarang, Anda tidak dapat mengabaikan negara seperti ini," urai Presiden Erdogan.
Diketahui, Turki, telah berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Turki telah memberikan dukungan militer kepada Ukraina dan menyuarakan dukungan untuk integritas teritorialnya, tetapi juga menentang sanksi terhadap Rusia pada prinsipnya.
BACA JUGA:
Selain itu, Ankara telah berupaya meyakinkan Rusia untuk kembali ke apa yang disebut sebagai Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah penarikan diri Moskow mengakhiri satu tahun ekspor biji-bijian yang dilindungi dari pelabuhan Ukraina di tengah-tengah perang Juli lalu, Presiden Erdogan mengatakan ia akan bekerja sama dengan Presiden Putin, yang memiliki hubungan pribadi yang baik dengan dirinya, untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut, menyerukan kepada negara-negara Barat untuk melakukan bagian mereka.