Bagikan:

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyerukan pada Hari Minggu agar Rusia tidak "dipinggirkan", dalam pembicaraan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan untuk mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam.

Presiden Erdogan mengatakan, isu membuka blokir Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam telah dibahas dengan sangat rinci pada KTT G-20 akhir pekan ini. Namun, inisiatif apapun yang mengisolasi Rusia tidak mungkin dapat dipertahankan.

"Tidak ada proses yang meminggirkan Rusia dalam Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam yang akan bertahan," kata Presiden Erdogan dalam sebuah konferensi pers setelah akhir pertemuan di New Delhi, melansir Daily Sabah 10 September.

Rusia, Ukraina dan Turki akan terus mendiskusikan kesepakatan biji-bijian ini, kata Presiden Erdogan, seperti dikutip dari Reuters.

Presiden Erdogan mengatakan, Ia tidak "putus asa" untuk menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Erdogan membawa kabar baik usai bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi awal bulan ini, bahwa kesepakatan biji-bijian berpeluang dipulihkan.

"Sebagai Turki, kami yakin bahwa kami akan mencapai solusi yang memenuhi harapan dalam waktu singkat," ujar Presiden Erdogan di Sochi.

Sementara, Presiden Putin mengatakan Rusia dapat kembali ke kesepakatan gandum jika Barat memenuhi memorandum terpisah yang disepakati dengan PBB, pada saat yang sama untuk memfasilitasi ekspor pangan dan pupuk Rusia.

Presiden Putin mengatakan Rusia dapat kembali ke perjanjian tersebut, hanya jika Barat berhenti membatasi ekspor pertanian Rusia untuk mencapai pasar global.

"Kami akan siap mempertimbangkan kemungkinan untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum dan saya sudah menyampaikan hal ini lagi kepada Presiden hari ini. Kami akan melakukan ini segera setelah semua perjanjian mengenai pencabutan pembatasan ekspor produk pertanian Rusia diterapkan sepenuhnya," urai Presiden Putin.

Usai berbicara dengan Presiden Putin, Presiden Erdogan berencana melakukan pembicaraan pemulihan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di sela-sela Sidang Umum PBB 18-26 September mendatang.

Diketahui, Rusia keluar dari perjanjian tersebut pada Bulan Juli lalu, setahun setelah perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB dan Turki, lantaran menilai syarat-syarat kesepakatan terkait Rusia belum terealisasi.