Bagikan:

JAKARTA - Negara-negara Barat berusaha melemahkan upaya konstruktif pada KTT Asia Timur (EAS) dengan menggunakan segala alasan untuk mengemukakan masalah Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, merujuk pada pertemuan yang digelar di sela-sela KTT ke-43 ASEAN pada Hari Kamis.

"Kolektif Barat dengan partisipasi beberapa mitra mereka dari Asia dalam KTT ini mencoba segala cara yang mungkin, untuk melemahkan upaya konstruktif tersebut, dengan menggunakan berbagai dalih untuk mengangkat masalah Ukraina dari sudut pandang tertentu,” katanya, melansir TASS 8 September.

Lavrov mengatakan, KTT tersebut "berhasil berkat kerja luar biasa yang dilakukan oleh keketuaan Indonesia."

Menteri Lavrov juga mengatakan, Rusia mendukung "usaha ketua untuk memastikan fokus semua peserta pada isu-isu yang ada dalam agenda forum."

"Hal ini terutama merupakan percepatan pembangunan berkelanjutan negara-negara di kawasan, penyelesaian permasalahan di bidang ketahanan pangan dan energi, peningkatan kesiapsiagaan darurat, penerapan ekonomi digital dan masih banyak lagi," urai Menlu Lavrov.

"Sebagai hasilnya, deklarasi yang disahkan pada KTT itu bertujuan agar seluruh negara ASEAN dan delapan mitranya, yang merupakan susunan KTT Asia Timur, mampu mengatasi masalah-masalah ini," tandasnya.

Menteri juga menyatakan bahwa upaya-upaya untuk melemahkan kerja KTT telah dihentikan dan ditegaskan kembali bahwa "KTT Asia Timur akan terus menjalankan agenda yang telah disepakati sebelumnya, yang tidak mencakup masalah-masalah skala geopolitik dan memang demikian, tidak menangani penyelesaian krisis dan situasi konflik apa pun," kata Lavrov.

"Pada akhirnya, yang berlaku adalah semangat ASEAN yang tetap setia pada prinsip-prinsipnya dalam mengupayakan keseimbangan kepentingan dan konsensus," ujarnya.

"Mengenai upaya untuk melakukan Ukrainaisasi apa pun, yang dilakukan oleh rekan-rekan Barat kami, upaya ini semakin melelahkan bagi negara-negara yang ingin terlibat dalam urusan nyata daripada mendukung propaganda yang mendukung rezim Kiev, yang dimanfaatkan oleh negara-negara Barat. Barat akan berperang melawan Rusia," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers usai penutupan KTT ke-43 ASEAN sempat menyinggung alotnya EAS.

Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, Presiden Jokowi mengatakan para pemimpin akhirnya dapat menyepakati EAS Leader's Joint Statement mengenai epicentrum of growth.

"Sekali lagi, ini bukan proses yang mudah," ujarnya.

"Tarik menarik geopolitik yang sangat kental mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. Tapi, Alhamdulillah konsensus tercapai," sambungnya.