JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan pada Hari Kamis, pihaknya terus bertahan meski menghadapi peperangan yang sengit di Soledar, wilayah timur negara itu.
Dijelaskannya dalam jumpa pers, jumlah unit militer Rusia di Ukraina telah meningkat menjadi 280 dari 250 seminggu sebelumnya, seiring dengan Moskow yang mencoba mendapatkan inisiatif strategis.
"Pertempuran sengit ke arah Soledar. Mereka (Rusia) bergerak di atas mayat mereka sendiri," ujarnya, melansir Reuters 12 Januari.
"Rusia mendorong ribuan rakyatnya sendiri untuk dibantai, tapi kami bertahan," sambungnya.
Pejabat militer senior lainnya, Brigadir Jenderal Oleksiy Gromov, mengatakan dalam pengarahan, situasi militer di Ukraina tetap "sulit", dengan pertempuran terberat di front timur.
Pasukan Rusia mencoba memotong garis Ukraina dan mengepung pasukan Ukraina, katanya.
Sementara itu Serhiy Cherevatyi, juru bicara komando militer timur Ukraina, mengatakan kepada TV Ukraina bahwa ada penembakan terus-menerus di Soledar.
"Musuh mencoba mengambil inisiatif dan menyerang. Tapi mereka gagal menembus pertahanan kita."
Sebelumnya, tentara bayaran ultra-nasionalis Grup Wagner, yang dijalankan oleh sekutu Presiden Vladimir Putin di luar rantai utama komando militer, mengklaim telah merebut Soledar setelah pertempuran sengit yang dikatakan telah membuat kota itu dipenuhi dengan orang Ukraina yang tewas. Tetapi Moskow telah menunda secara resmi memproklamirkan kemenangan.
BACA JUGA:
"Saat ini, masih ada beberapa kantong kecil perlawanan di Soledar," kata Andrei Bayevsky, seorang politikus lokal Rusia, dalam siaran online.