Bagikan:

JAKARTA - Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Gabon yang ditunjuk oleh para pejabat militer senior yang yang tergabung dalam Komite Transisi dan Pemulihan Institusi sebagai pemimpin transisi, akan dilantik sebagai presiden transisi Senin mendatang di hadapan Mahkamah Konstitusi.

"Presiden Transisi akan dilantik di hadapan Mahkamah Konstitusi pada Hari Senin 4 September 2023 di Kantor Kepresidenan," kata Kolonel Ulrich Manfoumbi Manfoumbi, juru bicara Komite Transisi dan Pemulihan Institusi (CTRI), yang menyatukan semua panglima tentara, melalui televisi pemerintah, dilansir dari Africanews dan AFP 1 September.

"Jenderal Oligui juga memutuskan pembentukan lembaga-lembaga transisi secara bertahap, yang durasinya tidak disebutkan dan menginstruksikan semua sekretaris jenderal, kabinet kementerian, direktur jenderal dan semua yang bertanggung jawab atas layanan Negara untuk memastikan dimulainya kembali pekerjaan secara efektif dan kelanjutan operasional semua layanan publik," lanjut juru bicara tersebut.

"Presiden Transisi ingin meyakinkan semua donor, mitra pembangunan dan kreditor negara, bahwa semua langkah akan diambil untuk menjamin penghormatan terhadap komitmen negara kita baik secara eksternal maupun internal," tandas Kolonel Manfoumbi Manfoumbi.

Sementara itu, pemimpin oposisi Gabon yang tergabung dalam Aliansi Alternance 2023 Albert Ondo Ossa, pada Hari Kamis mengklaim klan Bongo tetap memegang kendali dan tidak terjadi kudeta, melainkan "revolusi istana".

"Oligui Nguema adalah sepupu Ali Bongo," katanya kepada TV5 Monde Prancis, seperti mengutip Korea Times, merujuk pada Presiden Gabon yang digulingkan Ali Bongo Ondimba.

"Keluarga Bongo menyadari bahwa Ali Bongo harus dikesampingkan agar dapat menjalankan sistem Bongo dengan baik," lanjutnya.

"Oligui Nguema adalah bawahannya. Di belakangnya adalah klan Bongo yang memegang kekuasaan," katanya, sambil mendesak bantuan internasional untuk memulihkan ketertiban.

Ali Bongo, yang ayahnya, Omar Bongo, berkuasa selama lebih dari empat dekade, digulingkan beberapa saat setelah dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilu akhir pekan yang penuh sengketa.

Nasib Bongo masih belum jelas, namun CTRI, yang mencakup para pemimpin seluruh korps tentara, mengatakan dia telah dijadikan tahanan rumah dan "ditempatkan di masa pensiun".

Bongo kali pertama terpilih pada tahun 2009 setelah kematian ayahnya. Pada tahun 2016, ia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua, sebelum mengamankan masa jabatan ketiga pekan lalu.