JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, tuduhan para pejabat Ukraina bahwa Rusia diduga sengaja menciptakan ancaman kelaparan di Afrika, untuk menyebabkan gelombang migrasi baru adalah tidak berdasar.
"Tuduhan ini sama sekali tidak berdasar dan keliru. Ini adalah distorsi yang disengaja terhadap realitas," kata juru bicara Kremlin ketika dimintai komentar, melansir TASS 31 Agustus.
Lebih lanjut Peskov menekankan, Rusia tidak ada hubungannya dengan kekurangan biji-bijian dan makanan di Afrika.
"Sebaliknya, Rusia mengambil sikap yang sangat bertanggung jawab. Rusia, seperti yang Anda ketahui, terlepas dari ketidakpatuhan mitra-mitranya terhadap kewajiban yang relevan, telah berulang kali memperpanjang kesepakatan biji-bijian," ujar Peskov.
"Bahkan sekarang, meskipun kesepakatan itu tidak lagi berlaku, Rusia tetap berpegang pada posisi yang bertanggung jawab. Anda tahu tentang inisiatif untuk mengirim pengiriman biji-bijian gratis ke negara-negara termiskin di Afrika, yang diumumkan pada KTT Rusia-Afrika baru-baru ini," tambahnya.
"Rusia terus berdagang biji-bijian dan tetap menjadi pemasok yang bertanggung jawab dan sangat rajin, meskipun ada hambatan signifikan yang ditimbulkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, seperti pembatasan yang tidak sah dalam kaitannya dengan pemasok kami," tandas Peskov.
Diketahui, Rusia meninggalkan Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam yang berakhir pada 17 Juli lalu, lantaran hak-hak Moskow dalam kesepakatan tersebut belum terealisasi. Langkah ini dinilai internasional berisiko menimbulkan krisis pangan global, menyoroti ancaman terhadap Afrika.
BACA JUGA:
Presiden Putin mengatakan, Rusia tidak menutup kemungkinan kembali ke kesepakatan itu, setelah semua persyaratannya dipenuhi.
Usai meninggalkan kesepakatan, Rusia meningkatkan serangan terhadap pelabuhan dan fasilitas pendukung ekspor di pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam di wilayahnya.