Ada Subvarian Baru COVID-19, Inggris Percepat Program Vaksinasi
Sentra vaksinasi COVID-19 di London Inggris. (Wikimedia Commons/OwenBlacker)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris akan mempercepat dimulainya program vaksinasi flu musim gugur dan COVID-19, sebagai langkah pencegahan setelah teridentifikasinya kasus subvarian COVID BA.2.86 yang sangat bermutasi di negara itu.

Para ilmuwan mengatakan, subvarian BA.2.86 yang merupakan cabang dari varian Omicron, tidak mungkin menyebabkan gelombang penyakit parah dan kematian, setelah program vaksinasi global dan rangkaian infeksi sebelumnya.

Namun, Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan program vaksinasi tahunan untuk kelompok lanjut usia dan kelompok berisiko akan dimulai beberapa minggu lebih awal dari yang direncanakan, sehubungan dengan adanya subvarian tersebut.

"Ketika para ilmuwan terkemuka dunia mengumpulkan lebih banyak informasi tentang varian BA.2.86, masuk akal untuk memajukan program vaksinasi," kata Menteri Muda Kesehatan Maria Caulfield dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 31 Agustus.

Subvarian BA.2.86 pertama kali terdeteksi di Inggris pada 18 Agustus lalu. Sementara, program vaksinasi akan dimulai pada 11 September, dengan penghuni panti jompo dan orang-orang dengan risiko tertinggi akan menerima vaksinasi terlebih dahulu.

Saat ini, subvarian tersebut tidak dikategorikan sebagai "varian yang menjadi perhatian" di Inggris, sementara Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada perubahan ketentuan kesehatan yang berlaku di masyarakat.

Diketahui, subvarian ini pertama kali terdeteksi di Denmark pada 24 Juli, setelah virus yang menginfeksi pasien yang berisiko sakit parah diurutkan.

Penyakit ini telah terdeteksi pada pasien lain yang memiliki gejala, pada pemeriksaan rutin di bandara, dan pada sampel air limbah di beberapa negara.

Inggris tidak menerapkan pembatasan virus corona sejak Februari 2022. Sementara, Kepala Eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris Jenny Harries mengatakan subvarian baru diperkirakan terjadi seiring dengan fase hidup dengan COVID-19.

"Saat ini informasi yang tersedia mengenai BA.2.86 terbatas, sehingga potensi dampak dari varian khusus ini sulit diperkirakan," ujar Harries dalam pernyataannya.

"Seperti semua varian COVID-19 yang muncul dan beredar, kami akan terus memantau BA.2.86, memberikan saran kepada pemerintah dan masyarakat saat kami mempelajari lebih lanjut," tandasnya.