Hadapi Omicron BA.4 dan BA.5, Epidemiolog Saran Lansia dan Nakes Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Keempat
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 pada lanjut usia (lansia). (Antaranews)

Bagikan:

JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster dalam rangka mitigasi penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Dalam konteks mitigasi B4 B5, kita harus percepat atau akselerasi dosis ketiga," ujar Dicky Budiman melalui pesan suara, Kamis 16 Juni.

Bahkan, kata dia, kelompok-kelompok rawan seperti lanjut usia dan yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta juga perlu diberikan dosis keempat setelah tiga atau empat bulan menerima vaksinasi dosis ketiga.

"Beberapa kasus yang cukup rawan berpotensi diberi dosis keempat, terutama lansia dengan komorbid dan sebagainya, atau mungkin tenaga kesehatan (nakes). Ini belajar juga dari pengalaman negara-negara lain," tuturnya.

Secara umum, menurut dia, masyarakat Indonesia memiliki modal imunitas yang cukup memadai dengan dua dosis vaksin.

"Meski punya proteksi namun tetap bisa terinfeksi," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan Antara, Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah total masyarakat Indonesia yang telah menerima suntikan vaksin COVID-19 untuk dosis penguat mencapai 48,2 juta jiwa lebih hingga Kamis 16 Juni, pukul 12.00 WIB.

Jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 bertambah 231.267 orang sehingga total mencapai 48.269.992 orang.

Secara persentase laju suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 23,17 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19 berjumlah 208 juta jiwa lebih.

Sedangkan penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 telah mencapai 168.251.795 orang atau setara 80,78 persen, sedangkan penerima dosis pertama mencapai 201.000.560 orang atau setara 96,5 persen.