Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan 12 Indonesia, Jusuf Kalla atau JK tidak ingin seperti kebanyakan orang yang menganggap suhu politik tahun ini mulai panas. Dia menganggap 2022 menjadi tahun romantis jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal itu disampaikan JK saat menghadiri Seminar Kebangsaan dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional Partai NasDem di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 16 Juni.

"Banyak yang katakan tahun ini politik akan panas. Saya katakan tidak, ini yang romantis. Jadi kalau kita bisa bayangin tahun ini romantis, 2023 pemantapan, 2024 pemilihan," ujar JK.

Menurutnya, 2022 menjadi tahun romantis lantaran partai-partai bergerilya mencari pasangan ideal yang sama-sama maju di Pemilu 2024.

"Sama kayak orang pacaran, semua cari pasangan yang cocok, memenuhi syarat, cari pasangan. Begitulah suasana politik. Kadang keras, romantis, ujungnya yang terbaik terpilih," kata JK.

"Memang tidak mudah jadi tahun romantis karena banyak hal jadi faktor. Pasangan, partai, elektabilitas. Ini jadi satu," sambungnya.

Selain itu, lanjutnya, parliamentary serta presidential thershold yang tinggi juga menjadi faktor penentu mencari pasangan utamanya dalam koalisi.

Menurut JK, parliamentary threshold sering kali menjadi batu sandungan partai-partai karena mereka ingin mengusung kader, namun tidak bisa karena terhalang syarat persentase untuk mengajukan calon.

"Partai yang menengah atas itu, ya, memenuhi syarat. Tapi kalau elektabilitas tinggi tapi tidak ada partainya bagaimana? Jadi bagaimana gabungan dua ini? Jadi yang ambil peranan bukan partai besar, tapi partai menengah," tandasnya.