Puluhan Sekolah Khilafatul Muslimin Ajarkan Ideologi Bukan Pancasila, di Luar Khilafah Artinya Tagut atau Setan
Khilafatul Muslimin di Surakarta Jawa Tengah disatroni aparat hukum. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Khilafatul Muslimin memiliki puluhan sekolah tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Organisasi itu menyebarkan ideologi khilafah yang berseberangan dengan Pancasila.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, puluhan sekolah itu mengajarkan pihak yang berseberangan dengan khilafah ditandai sebagai lawan yang harus diperangi atau tagut.

"Kemudian juga diajarkan disini bahwa sistem yang dikenal adalah khilafah. Di luar khilafah adalah tagut, atau setan, iblis," ujar Hengki kepada wartawan, Kamis, 16 Juni.

Kemudian, siswa yang belajar di bawah naungan Khilafatul Muslimin diajarkan untuk tak wajib menaati aturan atau kebijakan yang dibuat pemerintah. Namun, mesti taat kepada pimpinan Khilafatul Muslimin atau yang dikenal dengan sebutan kholifah.

Selama proses pembelajaran, lanjut Hengki, para siswa tak pernah diajarkan mengenai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Siswa-siswa di dalam setiap sekolah tidak pernah diajarkan Pancasila, tidak pernah ada bendera, tidak boleh menghormat ke bendera selain bendera Khilafatul Muslimin," ungkap Hengki.

Dengan sistem pengajaran itu, Hengki menyebutkan, puluhan sekolah milik Khilafatul Muslimin melanggar aturan terkait sistem pendidikan di Indonesia.

"Perbuatan melawan hukum baru yaitu terkait dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Di mana, kegiatan mereka juga melanggar sistem Diknas dan juga Undang-Undang tentang Pesantren," kata Hengki

Sebagai informasi, organisasi Khilafatul Muslimin memiliki 31 sekolah. Terungkapnya hal ini berdasarkan keterangan AS yang ditangkap di daerah Mojokerto, pada Senin, 13 Juni. Dia merupakan menteri pendidikan organisasi tersebut.

Selain itu, dalam kasus ini ada lima orang lainnya yang sudah ditetapkan tersangka. Pertama, Abdul Qadir Hasan Baraja selaku pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin. Dia ditangkap di Bandar Lampung.

Selanjutnya, ada empat orang lagi yang ditangkap. Mereka berinisial AA, IN, F, dan SW yang disebut tokoh penting di organisasi Khilafatul Muslimin.