JAKARTA - Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev membantah tudingan Ukraina, terkait dengan ranjau di Laut Hitam, Kamis.
Dikatakannya, Ukraian mencoba mengalihkan kesalahan ancaman keamanan, lantaran penemuan dua ranjau di Selat Bosphorus dan di lepas pantai Rumania, dengan menyalahkan Rusia.
"Pemerintah Ukraina, dalam upaya untuk menghindari tanggung jawab untuk menciptakan ancaman ranjau di Laut Hitam, secara sinis mencoba menyalahkan Federasi Rusia," katanya melansir TASS 1 April.
"Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Ukraina menunjukkan, ranjau yang ditemukan di Selat Bosphorus dan lepas pantai Rumania, diduga digunakan oleh pihak Rusia sebagai 'munisi melayang yang tidak terkendali," ungkapnya menyebut tudingan Ukraina.
Jenderal Mizintsev menerangkan, angkatan bersenjata Rusia selama operasi militer khusus, secara ketat dan disiplin menerapkan seluruh rangkaian tindakan komprehensif, untuk memastikan navigasi sipil di jalur air Laut Hitam, Azov dan Laut Mediterania.
"Senjata ranjau laut belum digunakan dan tidak akan digunakan," terang Jenderal Mizintsev.
Dia menggarisbawahi, tudingan Rusia yang menggunakan ranjau itu tidak kompeten, tidak masuk akal dan sangat arogan.
Lebih jauh ia menerangkan, spesialis Rusia mengidentifikasi ranjau jangkar angkatan laut yang telah ditemukan sebagai item 730, yang hanya digunakan oleh angkatan laut Ukraina.
"Angkatan Laut Rusia tidak memiliki jenis ranjau ini dalam pelayanan karena mereka dibuang sebelum 2016," pungkasnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Rusia menyebut sejumlah ranjau yang dipasang Ukraina di Laut Hitam kini 'lepas', mengapung di lautan dan tidak diketahui lokasi pastinya, dinilai menimbulkan ancaman terhadap kapal dagang.
Satu ranjau berhasil dinetralisir oleh tim spesialis Turki, satu ranjau lainnya diledakkan di Rumania, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Di mana sisa ranjau Ukraina, mungkin mengapung saat ini, menjadi kekhawatiran banyak orang," kata Konashenkov.
Diketahui, Menurut Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, dia membahas masalah ini dengan perwakilan Rusia dan Ukraina. Menteri Akar juga menyatakan bahwa setelah insiden itu, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Turki ditugaskan di wilayah tersebut.