Intelijen Inggris Sebut Pasukan Rusia Miliki Moral Rendah dan Peralatan yang Buruk, Tolak Laksanakan Perintah di Ukraina
Ilustrasi tentara Rusia di Ukraina. (Wikimedia Commons/Mil.ru/неизвестен)

Bagikan:

JAKARTA - Lima minggu invasi ke Ukraina berlangsung, pasukan Rusia tertahan perlawanan sengit dan belum bisa merebut kota-kota besar, dengan belakangan menyebut fokus pada 'pembebasan' sepenuhnya wilayah Donbass.

Laporan intelijen Inggris terbaru menunjukkan, sejumlah tentara Rusia di Ukraina telah menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan secara tidak sengaja menembak jatuh salah satu pesawat mereka sendiri.

Kepala Markas Besar Komunikasi Pemerintah (GCHQ) Inggris Jeremy Fleming mengatakan, Presiden Vladimir Putin telah 'secara besar-besaran salah menilai' kemampuan angkatan bersenjata Rusia yang dulu perkasa, sambil meremehkan perlawanan rakyat Ukraina dan tekad Barat, yang telah menghukum Moskow dengan sanksi terkoordinasi.

"Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra, menurut transkrip sambutannya, melansir Reuters 31 Maret.

"Kami yakin para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya," sambung Fleming.

Mengutip intelijen baru, Fleming mengatakan ada bukti bahwa tentara Rusia memiliki moral yang rendah dan perlengkapan yang buruk.

"Kami telah melihat tentara Rusia, kekurangan senjata dan moral, menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming.

Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi analisis GCHQ.

markas gchq
Markas GCHQ Inggris. (Wikimedia Commons/Adrian Pingstone)

GCHQ, yang mengumpulkan komunikasi dari seluruh dunia untuk mengidentifikasi dan mengganggu ancaman terhadap Inggris, memiliki hubungan dekat dengan Badan Keamanan Nasional AS dan dengan badan intelijen Australia, Kanada dan Selandia Baru dalam sebuah konsorsium yang disebut 'Five Eyes'.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan bersenjatanya profesional, menjalankan tugas mereka di Ukraina dengan cukup sukses. Mereka mengatakan Barat telah menyebarkan kebohongan tentang operasi, dalam upaya untuk menjatuhkan Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat menilai Rusia mengalami tingkat kegagalan hingga 60 persen untuk beberapa rudal berpemandu presisinya, tiga pejabat AS yang mengetahui intelijen mengatakan kepada Reuters.

Sebelumnya, Presiden Putin disesatkan oleh para penasihat yang terlalu takut untuk mengatakan kepadanya betapa buruknya perang di Ukraina dan betapa merusaknya sanksi-sanksi Barat, kata para pejabat AS dan Eropa. Kremlin tidak segera berkomentar mengenai ini..

Diketahui, Presiden Putin mengatakan 'operasi militer khusus' di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia oleh Ukraina.

Adapun Ukraina mengatakan sedang berjuang melawan perampasan tanah ala kekaisaran, menegaskan klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Rusia mengatakan Barat telah secara efektif mendeklarasikan perang ekonomi terhadap mereka, menyebabkan Moskow sekarang akan berbelok ke timur, menjauh dari Eropa dan membangun kemitraan dengan China.

"Tetapi ada risiko bagi mereka berdua (lebih banyak untuk China), karena terlalu dekat," tukas Fleming.

"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka berkonflik; Rusia dapat tersingkir dari persamaan," tandas Fleming.