JAKARTA - Pasukan Rusia membombardir pinggiran Kyiv dan kota yang terkepung di Ukraina utara pada Rabu, setelah berjanji untuk mengurangi serangan, yang dianggap Barat sebagai taktik Moskow untuk membendung kerugian besar sekaligus untuk mengorganisir kembali pasukannya, sebelum kembali melakukan serangan.
Pejabat Ukraina menyebut Rusia tidak menepati janji, saat mengatakan akan membatasi operasi di dekat ibu kota Kyiv dan kota utara Chernihiv "untuk meningkatkan rasa saling percaya" untuk pembicaraan damai, dalam pembicaraan dengan Ukraina di Istanbul, Turki, Selasa. Janji ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.
"Itu tidak benar," kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dalam pidato video kepada pejabat regional Uni Eropa, melansir Reuters 31 Maret.
"Sepanjang malam kami mendengarkan sirene, serangan roket dan kami mendengarkan ledakan besar di timur Kyiv dan utara Kyiv. Ada pertempuran besar di sana, orang meninggal, masih mati," ungkapnya.
Pengeboman intensif dapat terdengar di Kyiv pada Rabu pagi dari pinggiran kota, di mana pasukan Ukraina telah mendapatkan kembali wilayahnya dalam beberapa hari terakhir. Jendela-jendela bergetar dari akibat serangan artileri tanpa henti.
Sementara di Tenggara Irpin, pinggiran kota Kyiv yang telah menyaksikan pertempuran sengit selama berminggu-minggu, seringnya penembakan dan persenjataan meledak di tanah dan di udara dapat terdengar. Orang-orang Ukraina yang dievakuasi berbicara tentang penembakan besar-besaran di utara Irpin dan peluru-peluru mendarat di Irpin itu sendiri.
Ukraina dan para pemimpin Barat telah memperingatkan bahwa isyarat perdamaian Moskow yang tampak pada pembicaraan Selasa di Istanbul adalah kedok untuk mengatur kembali pasukan yang gagal merebut Kyiv.
Sementara itu, Rusia mengatakan pada Hari Rabu, pasukannya telah mencapai tujuan mereka di dekat Kyiv dan Chernihiv, menata kembali kekuatannya untuk fokus pada 'pembebasan' wilayah Donbas timur yang memisahkan diri.
Wilayah Donbas, di mana Rusia mengatakan sekarang akan memfokuskan upayanya, termasuk pelabuhan Mariupol, di mana pertempuran sengit kembali dilaporkan pada Hari Rabu.
Mariupol, yang memiliki populasi sebelum perang lebih dari 400.000 orang, telah dimusnahkan dalam sebulan. PBB mengatakan ribuan orang mungkin tewas di sana.
Pasukan Rusia menembaki hampir semua kota di sepanjang garis depan wilayah itu pada Rabu, kata gubernur Donetsk, yang merupakan bagian dari Donbas.
Adapun Pentagon mengatakan Rusia telah mulai memposisikan ulang di bawah seperlima dari pasukannya yang ditempatkan di sekitar Kyiv, tetapi memperingatkan Moskow diharapkan untuk mereparasi dan memasok mereka untuk penempatan kembali.
Di Ukraina utara, Walikota Chernihiv Vladyslav Astroshenko mengatakan pemboman Rusia di kotanya telah meningkat selama 24 jam terakhir, dengan lebih dari 100.000 orang terperangkap di dalam dengan hanya cukup makanan dan persediaan medis untuk bertahan sekitar satu minggu lagi.
"Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia selalu berbohong," ujarnya kepada CNN. Dia mengatakan 25 warga sipil terluka dalam serangan mortir di pusat kota.
Reuters tidak dapat memverifikasi situasi di Chernihiv. Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia tidak membalas permintaan komentar. Wartawan Reuters yang memasuki pinggiran Kyiv Irpin, yang ditangkap kembali oleh pasukan Ukraina minggu ini, pada Hari Selasa melihat pasukan Ukraina berpatroli di kota hantu yang ditinggalkan dari bangunan yang hancur, dengan tubuh seorang pria tua dan seorang wanita tergeletak di jalan-jalan.
Sekitar seperempat warga Ukraina telah diusir dari rumah mereka dan PBB mengatakan pada hari Rabu bahwa jumlah yang telah meninggalkan negara itu telah meningkat di atas 4 juta. Lebih dari separuh pengungsi itu adalah anak-anak dan sisanya kebanyakan perempuan.
BACA JUGA:
Selama seminggu terakhir, pasukan Ukraina telah merebut kembali kota-kota dan desa-desa di pinggiran Kyiv, mematahkan pengepungan kota Sumy di timur dan mendorong mundur pasukan Rusia di barat daya.
Di desa Mala Rohan di wilayah Kharkiv timur, dua tank yang terbakar dengan kubah tank yang 'robek' terlihat di dekat salah satu rumah yang rusak. Maksym, seorang tentara Ukraina mengatakan, Rusia didorong mundur "perlahan tapi pasti".
"Sebagian besar dari mereka sudah mengerti, mereka membuat kesalahan besar ketika mereka datang ke sini. Oleh karena itu, saya pikir mereka tidak memiliki peluang di sini, kami akan menang," tukasnya.