Bagikan:

JAKARTA - India mencatat rekor kelam, saat angka kematian akibat COVID-19 tembus 400 ribu orang, setelah mencatat pertambahan 853 kematian, menurut data Kementerian Kesehatan.

Data Worldometers Jumat 2 Juli mencatat, India kini memiliki total kasus infeksi 30.458.251 dengan 400.312 kematian akibat COVID-19, dengan 29.548.302 pasien sembuh. 

"Penghitungan kematian yang rendah adalah sesuatu yang telah terjadi di seluruh negara bagian, sebagian besar karena kelambatan dalam sistem, jadi itu berarti kita tidak akan pernah tahu berapa banyak orang yang meninggal dalam gelombang kedua ini," kata Rijo M John, seorang profesor di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Rajagiri di kota selatan Kochi, seperti mengutip Reuters Jumat 2 Juli.

Meski masih ada kasus peningkatan, jumlahnya terus mereda ke posisi terendah dua bulan terakhir, sejak mencapai puncaknya dengan kisaran 400 ribu kasus baru per hari pada Bulan Mei.

Pemerintahan Perdana Menteri Narenda Modi mengalihkan fokusnya ke vaksinasi COVID-19 massal, dengan kampanye nasional yang dimulai minggu lalu untuk memvaksin seluruh orang dewasa di India secara gratis, untuk mewujudkan target 950 juta warga yang divaksin COVID-19 pada akhir tahun.

Namun, data resmi menunjukkan kecepatan vaksinasi COVID-19 di India belum stabil. Setelah pekan lalu mampu mencatat 6,6 per hari juta dosis, pekan ini India hanya memberikan rata-rata 3,5 juat dosis per hari minggu ini. 

Puncak vaksinasi di India disebut para ahli pada 21 Juni lalu, di mana sekitar 9 juta dosis vaksin diberikan dalam sehari.

Data resmi portal Co-Win pemerintah menunjukkan, baru enam persen orang dewasa yang memenuhi syarat yang telah menerima vaksin COVID-19 dua dosis. India diketahui menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang dibuat secara lokal oleh Serum Institute of India (SII), serta vaksin buatan lokal Covaxin dari Bharat Biotech.

Bulan lalu, SII mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan produksi bulanan menjadi hampir 100 juta dosis vaksin COVID-19 mulai Juli. Bharat Biotech sekarang memperkirakan akan menghasilkan 23 juta dosis per bulan.