Bagikan:

JAKARTA - Vaksin COVID-19 Moderna menunjukkan harapan terhadap varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India dalam studi laboratorium, dengan sedikit penurunan respons dibandingkan dengan jenis aslinya.

Penelitian dilakukan pada serum darah dari delapan peserta yang diperoleh satu minggu setelah mereka menerima dosis kedua vaksin, mRNA-1273, sebut Moderna dalam keterangannya Selasa 29 Juni.

Vaksin tersebut memicu respons antibodi terhadap semua varian yang diuji, menurut Moderna, tetapi yang tetap kalah dalam semua kasus dengan aktivitas penetralan vaksin terhadap jenis virus corona asli yang pertama kali ditemukan di China.

Data menunjukkan, vaksin Moderna jauh lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap varian Delta daripada melawan varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Terhadap tiga versi varian Beta, antibodi penetralisir yang dihasilkan vaksin berkurang enam hingga delapan kali lipat dibandingkan dengan yang diproduksi melawan strain asli. Sementara, pengurangan 3,2 hingga 2,1 kali lipat terlihat untuk garis keturunan varian yang pertama kali diidentifikasi di India termasuk Delta dan kappa.

"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami, vaksin COVID-19 Moderna tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," kata Kepala Eksekutif Moderna Stéphane Bancel seperti mengutip Reuters Rabu 30 Juni.

Sebelumnya pada hari yang sama, India memberikan izin kepada produsen obat Cipla Ltd., untuk mengimpor vaksin Moderna ke negara itu untuk penggunaan terbatas.

Moderna sebelumnya sudah mengirimkan data hasil penelitian laboratorium ini sebagai pracetak ke situs web bioRxiv sebelum peer review. Lewat kabar ini ini, nilai saham Moedrna naik 5,5 persen pada 235,39 dolar AS pada perdagangan tengah hari kemarin.