Sydney <i>Lockdown</i>: Qantas Pangkas Penerbangan Domestik, Rumahkan 2.500 Karyawan
Ilustrasi Qantas, Australia. (Wikimedia Commons/Aero Icarus)

Bagikan:

JAKARTA - Maskapai penerbangan Australia Qantas Airways Ltd., menghentikan sementara sekitar 2.500 karyawan tanpa bayaran selama setidaknya dua bulan, seiring dengan pemangkasan penerbangan domestik akibat pembatasan COVID-19.

Keputusan itu secara akan langsung berdampak pada pilot domestik, awak kabin, dan pekerja bandara, sebagian besar di New South Wales, kata maskapai itu pada Hari Selasa, sambil berharap langkah ini tidak diikuti dengan tindakan lebih lanjut yan membuat karyawan kehilangan pekerjaan.

Qantas mengatakan, gelombang COVID-19 yang disebabkan oleh varian Delta membuat pihaknya kehilangan sekitar 60 persen pendapatannya pada Juli lalu, turun jauh dibandingkan dengan Bulan Mei lalu.

Sydney, kota terbesar dan terpadat sekaligus roda ekonomi Australia, terpukul dengan gelombang infeksi kali ini, menjalani penguncian sejak Juni yang akan berakhir pada 28 Agutsus mendatang, jika situasi memungkinkan.

"Berdasarkan jumlah kasus saat ini, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa perbatasan Sydney akan ditutup setidaknya selama dua bulan lagi," kata Kepala Eksekutif Qantas Alan Joyce kepada wartawan, mengutip Reuters Selasa 3 Agustus.

qantas
Ilustrasi kantor Qantas. (Wikimedia Commons/MDRX)

Para karyawan divisi penerbangan domestik akan bergabung dengan sekitar 6.000 rekannya di divisi internasional yang juga dirumahkan, akibat penutupan perbatasan dan akan menerima tunjangan dukungan dari pemerintah sebesar 750 dolar Australia seminggu. Qantas memiliki sekitar 22.000 karyawan secara keseluruhan.

Maskapai ini mengatakan, mereka berusaha untuk meningkatkan tingkat penerbangan domestik menjadi sekitar 50 persen - 60 persen dari tingkat normal dalam beberapa minggu, seiring dengan beberapa negara bagian membuka kembali perbatasan setelah keluar dari penguncian.

"Qantas tidak akan menghibernasi pesawat domestiknya, karena ingin dapat meningkatkan kecepatan dengan cepat saat permintaan kembali, dengan tujuan mencapai 100 persen kapasitas pra-COVID pada Natal mendatang," ungkap Joyce.

Untuk diketahui, armada internasional Qantas telah dilarang terbang sejak Maret 2020. Maskapai saat ini memiliki banyak penerbangan internasional yang dijual mulai akhir Desember. Tetapi, Joyce mengatakan status rencana tersebut akan tergantung pada tingkat vaksinasi COVID-19 di Australia.

Pekan lalu, Pemerintah Australia menetapkan target untuk memvaksinasi penuh sekitar 80 persen orang dewasa, untuk membuka kembali perbatasan internasionalnya. Saat ini, baru sekitar 18 persen orang dewasa yang sudah divaksin lengkap.