JAKARTA - Otoritas kesehatan Australia melaporkan penurunan dalam kasus infeksi harian COVID-19 di Sydney pada Hari Jumat, di tengah pembatasan yang lebih ketat dengan militer dilibatkan untuk membantu polisi menegakkan aturan penguncian.
Jutaan orang di kota terbesar Australia tersebut tengah berada dalam salah satu penguncian paling ketat sejak pandemi, lantaran penguncian selama hampir empat minggu tidak berhasil menekan penyebaran varian Delta. Otoritas pun memilih untuk memperpanjang penguncian ketat hingga 28 Agustus mendatang.
Meskipun kasus infeksi turun untuk pertama kalinya setelah hampir seminggu, Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian memperingatkan kasus dapat kembali meningkat, karena meningkatnya jumlah orang yang positif dengan strain Delta yang bergerak di masyarakat.
"Kami mengharapkan untuk melihat angka-angka itu melambung," kata Berejiklian kepada wartawan di Sydney, seperti mengutip Reuters Jumat 30 Juli.
New South Wales melaporkan 170 kasus lokal baru, sebagian besar di ibu kota negara bagian Sydney, turun dari rekor tertinggi 239 yang ditetapkan sehari sebelumnya. Dari kasus baru, 42 di antaranya menghabiskan waktu di masyarakat saat menular dan 53 masih dalam penyelidikan.
Berejiklian juga meminta orang-orang untuk tidak mengikuti protes anti-lockdown yang direncanakan pada Hari Sabtu di Sydney, memperingatkan mereka mungkin memberikan 'hukuman mati' kepada orang yang mereka cintai.
Untuk mendukung penegakan aturan penguncian, polisi Australia telah diberi wewenang baru untuk menutup bisnis yang melanggar aturan, sementara militer akan mulai membantu polisi memastikan kepatuhan terhadap pembatasan mulai Senin. Tanpa membawa senjata dan di bawah komando polisi, mereka akan ikutan menegakkan aturan penguncian.
BACA JUGA:
Terpisah, para pejabat semakin khawatir tentang tekanan pada sistem perawatan kesehatan, akibat kasus rawat inap dan kematian yang diperkirakan akan meningkat dari varian Delta yang bergerak cepat.
Sebanyak 187 kasus dirawat di rumah sakit, dengan 58 dalam perawatan intensif, 24 di antaranya memerlukan ventilasi. Tiga belas kematian telah dicatat sejauh ini dalam wabah terbaru.
Untuk mencari strategi mengatasi wabah kali ini, kabinet nasional yang merupakan gabungan, pemimpin nasional dengan negara bagian, akan bertemu hari ini, mencari jalan keluar dari pandemi.
Melansir Worldometers, hingga Jumat ini Negeri Kangguru mencatat kasus total infeksi COVID-19 sebanyak 33.909 kasus, dengan 923 kasus kematian serta 29.926 pasien dinyatakan sembuh sejak pandemi tahun lalu.