JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyampaikan kepuasaan dan memuji kinerja tank tempur utama (MBT) negara itu, saat meninjau latihan militer Korea Utara, saat Amerika Serikat dan Korea Selatan menyelesaikan latihan militer bersama.
Pemimpin Kim menyatakan "kepuasan besar" tank tempur utama jenis baru dalam latihan tersebut berhasil menunjukkan kekuatan serangannya pada Hari Rabu, lapor media pemerintah KCNA.
"Latihan ini dirancang untuk memeriksa kemampuan tempur awak tank dan membuat mereka terbiasa dengan aksi tempur pada berbagai misi taktis," katanya, dikutip dari Reuters 14 Maret.
"Dengan cepat melewati berbagai situasi pertempuran terburuk, tank-tank berat menyerang sasaran secara bersamaan dengan serangan yang kuat dan menerobos garis pertahanan yang kuat dengan kemampuan manuver yang tinggi," kata laporan itu.
Divisi Tank ke-105, yang dinyatakan sebagai pemenang pertempuran tiruan tersebut, adalah unit yang menduduki ibu kota Korea Selatan, Seoul, selama Perang Korea, kata KCNA.
Pemimpin Kim didampingi oleh para pejabat senior dalam kesempatan kali ini, termasuk Menteri Pertahanan Kang Sun-nam.
Korea Utara sebelumnya memamerkan tank baru tersebut dalam parade militer pada Oktober 2020 untuk merayakan ulang tahun ke-75 Partai Pekerja yang berkuasa. Para ahli mengatakan, tank yang dipamerkan minggu ini tampaknya merupakan versi upgrade, dikutip dari The Korea Times.
Latihan tempur ini berlangsung ketika latihan tahunan gabungan yang melibatkan Korea Selatan dan AS akan berakhir pada Hari Kamis. Latihan bertajuk 'Freedom Shield' tersebut adalah yang pertama dilakukan sejak Pyongyang membatalkan pakta militer antar-Korea pada tahun 2018 yang bertujuan untuk meredakan ketegangan pada bulan November.
BACA JUGA:
Sebagai bagian dari latihan tersebut, tentara Korea Selatan mengatakan pasukan gabungan telah melakukan latihan tembak gabungan di sebuah pangkalan pelatihan di Kota Pocheon dalam seminggu terakhir.
Latihan penembakan ini menampilkan tank, mobil lapis baja, serta jet tempur FA-50, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Diketahui, Korea Utara telah lama mengutuk latihan militer tersebut sebagai latihan perang. Sementara Seoul menggambarkan latihan tersebut sebagai murni pertahanan.