JAKARTA - Rusia menyebut India dan China berpotensi menjadi pembeli pertama sistem pertahan udara S-500 generasi terbaru, setelah memenuhi kuota wajib untuk militer dalam negeri.
Ini dikatakan oleh Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis Militer Dmitry Shugayev. Dalam wawancara dengan grup media RBC Selasa ia menyebut, selain kedua negara tersebut, sejumlah mitra lama Rusia juga berpotensi memiliki persenjataan tersebut.
"Kami menganggap India, serta China dan semua negara bagian yang memiliki hubungan lama, mitra, dan dapat diprediksi dengan kami sebagai calon pembeli sistem terbaru ini," kata pejabat pertahanan itu dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah India bisa menjadi yang pertama pembeli asing senjata S-500 buatan Rusia, mengutip TASS 2 November.
Shugayev menekankan, sebagai mitra strategis lama Rusia, India berada dalam jalur untuk memeroleh persenjataan canggih tersebut. Terlebih, India sebelumnya sudah membeli S-400 dari Rusia.
"Kami telah menyelesaikan kontrak untuk S-400 dan mereka akan menerima set batalion pertama dari sistem ini pada akhir tahun. Itulah mengapa cukup logis bahwa mereka akan menunjukkan minat mereka di masa mendatang dan meminta S-500 dari kami juga," terang Shugayev.
Kendati demikian, Rusia akan memulai ekspor sistem rudal permukaan-ke-udara S-500 hanya setelah jumlah yang dibutuhkan dari senjata ini dikirim ke pasukan Rusia, terangnya menggaris bawahi.
BACA JUGA:
"Waktu akan menunjukkan ketika ini terjadi. Kami akan memeriksa permintaan potensial secara individual dalam setiap kasus tertentu," pungkasnya.