JAKARTA - Rusia memasuki babak baru perlombaan sistem pertahanan udara, seiring dengan pengumuman Presiden Vladimir Putin terkait suksesnya uji coba sistem senjata terbaru Negeri Beruang Merah tersebut.
Tidak main-main, sistem senjata pertahanan dimaksud adalah sistem rudal anti-pesawat S-500, yang disebut telah selesai menjalani uji coba dan akan dikirimkan ke satuan-satuan rudal militer Rusia. Ini adalah pengembangan dari S-400 Rusia yang ditakuti dan baru berdinas mulai tahun 2007.
"Uji coba sistem rudal anti-pesawat S-500 terbaru berhasil selesai dan sistem selanjutnya akan dipasok ke pasukan, kata Presiden Rusia Vladimir Putin saat membuka pertemuan dengan pimpinan Kementerian Pertahanan dan perusahaan pertahanan pada Hari Selasa waktu setempat, melansir TASS, Rabu 26 Mei.
"Lebih dari 70 persen resimen rudal permukaan-ke-udara di Angkatan Udara telah dipersenjatai kembali dengan sistem S-400 yang canggih. Sistem S-500 yang berhasil mendekati penyelesaian selanjutnya akan dikirim ke pasukan," sambung Putin.
Dikatakan Presiden Putin, Rusia terus memperkuat sistem persenjataannya dengan teknologi terbaru secara intensif untuk Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Potensi triad nuklir telah diperkuat secara substansial. Sementara, Angkatan Laut telah memperluas kemampuan tempurnya, terutama dengan kapal perang yang membawa rudal jelajah Kalibr.
Tak hanya itu, Presiden Putin menyebut sistem rudal hipersonik lintas kapal Tsirkon sedang dalam tahap akhir uji coba pada Juni mendatang, dengan penembakan dari Fregat Admiral Gorshkov, yang tahun lalu sukses menembakkan tiga kali uji coba rudal hipersonik Tsirkon.
"Izinkan saya mencatat, perusahaan pertahanan dan Kementerian Pertahanan telah menjalin interaksi yang efektif dalam pengiriman dan pemeliharaan persenjataan dan perangkat keras, mulai dari pengembangan dan produksi serial hingga pemeliharaan dan perbaikkan," pungkasnya.
Untuk diketahui, sistem rudal tercanggih Rusia saat ini adalah S-400 Triumf yang begitu ditakuti Amerika, Israel dan sekutu lainnya. Melansir The National Interest, S-400 sudah dilengkapi dengan alat anti ECM (penangkal elektronik) hingga pembarua sistem pelacakan untuk menghadapi teknologi tempur siluman (stealth).
S-400 juga mampu menyerang 36 target dalam waktu bersamaan, menjatuhkan pesawat tempur dan drone musuh dari jarak 400 kilometer, serta rudal balistik dari jarak 60 kilometer. Sistem ini dikembangkan oleh Russia's Almaz Central Design Bureu dalam versi mobile maupun instalasi di darat.
BACA JUGA:
Tak heran jika Turki, Qatar dan India yang tertarik membeli S-400 mendapatkan peringatan dan keberatan dari Amerika Serikat, karena sistem ini menimbulkan ancaman terhadap pertahanan dan senjata Amerika Serikat dan sekutunya.