Israel Ungkap Perdagangan Senjata Ilegal Terbesar: Sita Puluhan Senapan, Belasan Pistol hingga Senapan Mesin
PM Naftali Bennett meninjau senjata yang disita. (Sumber: Chaim Tzach/Government Press Office0

Bagikan:

JAKARTA - Aparat kepolisian Israel berhasil melakukan penangkapan tunggal terbesar terhadap pengedar senjata ilegal dalam sejarah, setelah menggelar operasi rahasia selama setahun, sebut polisi Israel Selasa.

Operasi tersebut menghasilkan penyitaan 40 senapan, 13 pistol, dua senapan mesin dan dua bahan peledak yang dihubungkan dengan telepon seluler. Sebanyak 65 tersangka dari 25 wilayah berbeda di seluruh Israel ditangkap, di antaranya seorang ayah dan tiga putranya yang menjalankan bisnis perdagangan senjata keluarga.

Tak hanya itu, pelaksanaan operasi rahasia kali ini melibatkan sekitar 1.000 petugas polisi, termasuk dari pasukan khusus dan Polisi Perbatasan.

Operasi tersebut, yang diberi nama Operation Ocean, dimungkinkan melalui penggunaan seorang agen rahasia yang sebelumnya adalah seorang kriminal. Operator itu direkrut oleh polisi pada Agustus 2020 dan memulai tugasnya pada November, kata polisi.

Operator itu sendiri melakukan 48 pembelian senjata yang berbeda, termasuk 25 senapan tipe AR15, satu senapan mesin MAG, tujuh senapan tipe Kalashnikov dan 13 pistol berkualitas tinggi.

"Kami berperang untuk melindungi kehidupan sehari-hari semua warga negara ini," kata Asisten Kepala Distrik Utara Polisi OC Israel Shimon Lavi dalam sebuah pernyataansegera setelah operasi itu terungkap, mengutip The Jerusalem Post 10 November.

"Ini adalah perang melawan intrusi elemen kriminal yang mencoba dan berhasil mendapatkan dana publik. Ini adalah perang melawan pemerasan terhadap pemilik bisnis," sambungnya.

Lebih jauh dia memperingatkan, banyak organisasi kriminal di sektor Arab mencoba untuk mengambil peran penting dalam kegiatan ekonomi Israel, yang dapat mengakibatkan mereka menghasilkan uang dalam jumlah besar dan mereka akan menjadi lebih kuat jika tidak dihentikan.

"Kejahatan tidak harus membayar. Dan kita harus terus bertindak lebih kuat," tegasnya.

Operasi itu terjadi sebulan setelah pertemuan pertama Gugus Tugas Menteri yang baru untuk Memerangi Kejahatan dan Kekerasan di Masyarakat Arab, di mana Perdana Menteri Naftali Bennett menyetujui rencana yang disusun oleh pemimpin satuan tugas, veteran polisi 30 tahun dan Wakil Menteri Keamanan Publik Yoav Segalovitz, yang sangat menekankan pada penindakan tegas terhadap senjata ilegal.

PM Bennett, Menteri Keamanan Publik Omer Bar Lev dan Segalovitz mengunjungi markas polisi Distrik Tel Aviv pada Selasa malam. Mereka memeriksa barang bukti senjata api yang ditangkap dalam operasi tersebut.

"Kami menyatakan perang terhadap pelanggar hukum di komunitas Arab, tidak kurang. Selama bertahun-tahun, gudang senjata ilegal terbesar di Timur Tengah telah berkembang, dan inilah yang mulai kami bongkar," ungkap PM Bennett

"Kepada warga Arab Israel, saya ingin mengatakan, Anda berhak mendapatkan keselamatan pribadi. Dan kepada para pelanggar hukum di komunitas Arab yang meneror orang Yahudi dan Arab, kami tidak akan menyerah. Kami melihat Anda, dan kami akan memburu setiap senjata terakhir dan setiap penjahat yang mengancam ketertiban umum. Anda akan dimintai pertanggungjawaban, kami akan menuntut Anda dan Anda akan membayar," terang PM Bennett memperingatkan.

Sementara, Bar Lev yang berbicara setelah PM Bennett menambahkan, dia tidak hanyut dengan keberhasilan operasi, karena itu hanyalah awal dari proses yang panjang. Memberi orang Arab Israel pengetahuan bahwa polisi berjuang untuk keselamatan mereka sama pentingnya dengan penangkapan dan penyitaan senjata, tambahnya.

Komisaris Polisi Yaakov (Kobi) Shabtai menerangkan, operasi itu adalah bagian dari serangkaian tindakan terhadap pedagang senjata ilegal. Dia mengatakan, polisi telah melakukan 16 penangkapan senjata dan telah menangkap 521 pengedar senjata sejak operasi dimulai.

Shabtai menambahkan, jumlah kasus yang terkait dengan perdagangan senjata meningkat empat kali lipat, dan sekitar 800 juta NIS dana ilegal telah dialokasikan sebagai bagian dari kebijakan untuk 'mengejar uang'.

Sementara Lavi, yang memimpin operasi, mengulangi mantranya: "Jangan targetkan lalat, keringkan rawa," menekankan bahwa kurangnya keselamatan pribadi di sektor Arab adalah masalah nasional, dan oleh karena itu akar penyebab masalah perlu diperlakukan juga.

Dia menambahkan, selama penyelundupan senjata bermanfaat bagi penjahat tidak akan berhenti, oleh karena itu, selain penangkapan perlu ada hukuman yang lebih keras dan tindakan lebih lanjut untuk mencegah kebocoran senjata dari Tepi Barat, sehingga mencekik sumber pasokan utama.