Prancis Wajibkan Penduduk Berusia 65 Tahun ke Atas Tunjukan Bukti Vaksin Dosis Penguat Mulai Bulan Depan
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 di Prancis. (Wikimedia Commons/Claude Truong-Ngoc)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Hari Selasa malam, penduduk yang berusia 65 tahun ke atas perlu menunjukkan bukti telah menerima dosis penguat vaksin COVID-19 mulai pertengahan Desember, untuk memperoleh akses ke restoran, kereta api dan pesawat terbang dengan kartu kesehatan.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Presiden Macron menyatakan dosis penguat vaksin COVID-19 yang saat ini hanya tersedia untuk penduduk berusia di atas 65 tahun dan kelompok rentan. Mulai Desember, akan tersedia untuk penduduk berusia 50-64 tahun.

"Sejak akhir musim panas, kampanye telah diluncurkan untuk melindungi orang-orang berusia di atas 65 tahun dan juga yang paling rapuh di antara kita. Hari ini kita harus mempercepatnya," ujar Presiden Macron mengutip Reuters 10 November.

"Jika Anda telah divaksinasi lebih dari enam bulan yang lalu, saya meminta Anda untuk membuat janji temu untuk suntikan booster. Mulai 15 Desember, Anda harus menunjukkan bukti vaksinasi dosis penguat untuk memperpanjang validitas kartu kesehatan Anda," sambungnya.

Kartu kesehatan diperlukan untuk memasuki restoran dan bar, untuk pergi ke gym atau konferensi, termasuk untuk perjalanan kereta api dan pesawat jarak jauh.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Macron juga mendesak mereka yang belum divaksinasi, untuk segera menerima vaksin COVID-19.

"Bagi yang belum divaksin, divaksin. Divaksinasi untuk melindungi diri. Divaksinasi agar hidup normal. Kami belum selesai dengan pandemi," jelasnya.

Presiden Macron mengatakan, Eropa melihat gelombang kelima infeksi virus corona, dengan di Prancis telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah pasien rumah sakit COVID-19 dan dalam penyebaran kasus.

Untuk diketahui, Prancis mencatat 12.476 infeksi baru yang dikonfirmasi pada Hari Selasa, level tertinggi sejak 8 September, data Kementerian Kesehatan menunjukkan.

Mengutip CNN, Sebagian besar Eropa berjuang untuk mengalahkan lonjakan varian Delta di tengah pelonggaran pembatasan dan peluncuran vaksin yang tersendat di beberapa negara, dengan WHO memperingatkan setengah juta orang Eropa bisa meninggal karena COVID-19 pada Februari 2022 mendatang.

Pandemi COVID-19 di Benua Biru berubah secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir. Pada akhir musim panas, banyak negara telah menghapus pembatasan ketat setelah negara-negara terutama di bagian barat blok itu maju dengan program vaksinasi dan kasus-kasus anjlok.

Sekarang ketika bagian lain dunia dibuka kembali, Eropa bisa kembali menghadapi musim dingin pembatasan baru.