WHO Sebut Diabetes Menjadikan Afrika Lebih Rentan Terhadap Kematian Akibat COVID-19
Vaksinasi COVID-19 di Accra Ridge Hospital, Ghana. (Wikimedia Commons/WHO/Blink Media/Nana Kofi Acquah)

Bagikan:

JAKARTA - Tingkat kematian akibat infeksi COVID-19 jauh lebih tinggi pada pasien diabetes di Afrika, di mana jumlah penderita diabetes berkembang pesat, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.

Analisis data WHO dari 13 negara Afrika menemukan, tingkat kematian kasus infeksi COVID-19 pada penderita diabetes mencapai 10,2 persen, berbanding dengan kematian COVID-19 secara keseluruhan yang hanya 2,5 persen.

"COVID-19 menyampaikan pesan yang jelas: memerangi epidemi diabetes di Afrika dalam banyak hal sama pentingnya dengan pertempuran melawan pandemi saat ini," kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters 12 November.

Lebih jauh WHO menerangkan, diperkirakan sekitar 70 persen orang dengan diabetes di benua itu tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit.

Sementara itu, jumlah penderita diabetes di Afrika diperkirakan akan melonjak menjadi 55 juta pada tahun 2045 dari 24 juta tahun ini, menurut perkiraan Federasi Diabetes Internasional.

Data dari Afrika tentang peningkatan kerentanan penderita diabetes terhadap kematian akibat COVID-19 mencerminkan tren global. Investigasi Reuters tahun ini melaporkan, pandemi telah mengungkapkan Amerika Serikat telah kehilangan pertempuran kesehatan masyarakatnya melawan diabetes selama lebih dari sebuah dekade.

Untuk diketahui, hingga Kamis kemarin, Afrika telah mencatat lebih dari 8,6 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 220.000 kematian, menurut penghitungan Reuters.

Sementara, kurang dari 7 persen populasi Afrika yang telah menerima vaksin COVID-19 dua dosis, dibandingkan dengan sekitar 40 persen secara global, sebut WHO.