Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan vaksin COVID-19 untuk lansia minim efek samping.

“Efek samping yang lokal biasanya nyeri di bagian yang disuntik dan terkadang demam atau sakit seluruh badan. Kalau demam biasanya akan hilang dalam satu atau dua hari,” kata Nadia dalam Forum Merdeka Barat dikutip Antara, Kamis, 11 November.

Menurutnya, vaksin COVID-19 telah melalui uji klinis, termasuk yang disuntikkan pada lansia. Berdasarkan uji tersebut, vaksin COVID-19 tidak memiliki efek samping yang merugikan bagi lansia.

“Justru vaksin ditujukan untuk lansia dan komorbid karena ini kelompok yang paling banyak terdampak. Artinya, kelompok ini mengalami paling banyak sakit COVID-19 parah dan kematian,” ucapnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dirga Sakti Rambo mengatakan vaksin COVID-19 aman untuk lansia dengan komorbid dan lansia dengan penyakit kronis yang telah terkendali. Ia juga mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 tidak terbatas untuk lansia sampai usia 90 tahun saja.

“Sebelum memberi vaksin, kita akan tanya dulu sehari-hari aktivitasnya bagaimana, bisa jalan sendiri tidak, naik tangga, atau aktivitas lainnya bisa mandiri tidak, kalau semuanya terpenuhi ia layak divaksinasi. Jadi syaratnya, bukan usia,” ucapnya.

Menurut Dirga, meskipun beberapa lansia hanya di rumah saja, mereka tetap memerlukan vaksin COVID-19 agar tidak terpapar virus yang mungkin dibawa anggota keluarga lain yang menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Juga ada anggapan bahwa lansia, sisa hidupnya tidak banyak lagi, tidak perlu divaksinasi. Tapi beberapa orang yang telah tergolong lansia masih aktif sehingga tetap perlu divaksinasi, terutama yang memiliki penyakit seperti diabetes dan darah tinggi,” ujarnya.

Di samping itu, meskipun saat ini penularan COVID-19 mulai bisa ditekan, vaksin COVID-19 tetap penting dilakukan oleh lansia untuk menjaga diri dari kemunculan varian COVID-19 baru yang lebih ganas.