JAKARTA - Prancis dan Italia hampir menyelesaikan rincian teknis terkait rencana pengiriman sistem pertahanan udara SAMP/T ke Ukraina, kata dua sumber diplomatik pada Hari Kamis, meskipun belum jelas seberapa cepat keputusan akhir akan diambil.
Kyiv telah meminta sekutu Baratnya untuk menambah sistem pertahanan udara, secara khusus meminta SAMP/T, yang dikenal sebagai Mamba, pada Bulan November tahun lalu.
Dikabarkan, Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu akan melakukan perjalanan ke Italia pada Hari Jumat, untuk bertemu dengan timpalannya dari Italia Guido Crosetto, dengan kedua belah pihak ingin mendorong pembicaraan SAMP/T.
"Kami sedang menyelesaikannya dengan pihak Italia. Tidak lama lagi," kata seorang sumber diplomatik Prancis, melansir Reuters 27 Januari.
Sistem pertahanan besutan konsorsium bersama Prancis-Italia SAMP/T dapat melacak puluhan target dan mencegat 10 sekaligus, merupakan satu-satunya sistem buatan Eropa yang dapat mencegat rudal balistik.
"Keputusan politik telah dibuat. Sekarang tinggal menyelesaikan detail teknis karena ini sistem yang rumit," kata seorang diplomat kedua, seraya menambahkan bahwa harapannya adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni akan membuat keputusan resmi.
Sementara, seorang pejabat ketiga mengatakan pembicaraan teknis sedang berlangsung.
Diketahui, paris sebelumnya telah memasok rudal anti-pesawat bahu Mistral ke Ukraina dan rudal anti-udara jarak pendek Crotale, yang digunakan untuk mencegat rudal dan pesawat yang terbang rendah.
BACA JUGA:
Sistem pertahanan udara sangat dibutuhkan Ukraina, guna menangkis serangan udara Rusia, baik menggunakan pembom, peluncur rudal hingga drone.
Terbaru, serangan udara Rusia pada Hari Kamis menyebabkan warga sipil Ukraina berlomba untuk berlindung, menimbulkan korban jiwa, luka-luka dan kerusakan bangunan warga sipil, sehari setelah Inggris dan Amerika Serikat mengonfirmasi pengiriman tank tempur utama (MBT) ke Kyiv.