JAKARTA - Menteri Luar Negeri Turki mengonfirmasi pertemuan trilateral dengan Swedia dan Finlandia, guna membahas keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kedua negara ditunda, menekankan bahwa pembicaraan seperti itu akan tidak berarti setelah protes bulan ini di Stockholm.
Menlu Mevlüt Çavuşoğlu menuduh Swedia terlibat dalam kejahatan "kebencian dan rasis", karena gagal mencegah protes akhir pekan di ibu kotanya, termasuk pembakaran Al-Qur'an.
Turki geram dengan aksi pembakaran Al-Qur'an oleh politisi sayap kanan dan aktivis anti-Islam Rasmus Paludan pada Sabtu pekan lalu, mengkritik otoritas Swedia karena mengizinkan demonstrasi berlangsung di luar Kedutaan Besar Turki.
"Pemerintah Swedia telah mengambil bagian dalam tindakan keji ini dengan membiarkannya terjadi,” kata Menlu Çavuşoğlu, dilansir dari Daily Sabah 27 Januari.
"Sesederhana itu. Tidak ada yang bisa memberi tahu kami sebaliknya," lanjutnya.
"Dalam lingkungan seperti ini, pertemuan tripartit tidak akan ada artinya. Itu telah ditunda karena lingkungan saat ini akan membayanginya, itu bukan pertemuan yang sehat," tandasnya.
Sedianya, pertemuan trilateral ketiga negara akan berlangsung di Brussels, Belgia pada Bulan Februari.
Sebelumnya, Presiden Recep Tayyip Erdoğan memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan Turki, terkait persetujuan aksesi kedua negara ke dalam aliansi militer yang membutuhkan persetujuan semua anggota, termasuk Turki.
Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan lama nonblok militer, mengajukan keanggotaan NATO setelah pasukan Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Anggota NATO Turki telah menyuarakan keberatan karena toleransi dan dukungan kedua negara terhadap kelompok yang dicap sebagai teroris oleh Ankara.
Ditanya tentang kemungkinan Finlandia bergabung dengan aliansi itu sendiri jika tawaran Swedia ditunda lebih lanjut, Menlu Çavuşoğlu mengatakan Turki belum menerima permintaan seperti itu.
Dia mengatakan, bagaimanapun, "masalah yang kita hadapi dengan Finlandia relatif lebih sedikit daripada Swedia."
Tidak ada reaksi langsung dari pejabat Swedia terhadap komentar Menlu Çavuşoğlu. Namun Kamis pagi, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan pada konferensi pers, pandangannya secara keseluruhan "tidak ada pintu yang ditutup" untuk keanggotaan NATO Swedia.
BACA JUGA:
"Saat ini ada komplikasi dalam diskusi dan pembicaraan, dan itu cukup jelas. Tapi tidak ada pintu yang ditutup; Saya pikir penting untuk mengatakan itu," ujar PM Kristersson, menurut surat kabar Expressen.
"Mari kita turunkan suhu dan ketegangannya; kita perlu kembali ke pembicaraan yang baik sehingga kita dapat menyelesaikan proses NATO secepat mungkin," tandasnya.
Diketahui, para pemimpin Swedia mengecam keras pembakaran Al-Qur'an, tetapi membela definisi luas negara mereka tentang kebebasan berpendapat.