Peneliti Ali Asghar: Salah Besar Hidayat Nur Wahid Percaya Taliban Berubah, Hargai Hak Perempuan!
Hidayat Nur Wahid (Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Ali Asghar, angkat bicara menyusul pandangan yang disampaikan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW).

HNW meminta pemerintah Indonesia untuk mendukung kekuasaan kelompok Taliban di Afghanistan saat ini. Sebab, Taliban sudah mendeklarasikan beberapa hal seperti mengaku akan menghargai hak perempuan dan anak, tidak akan menoleransi tindakan terorisme, serta melaksanakan pemerintahan secara moderat.

"Menanggapi HNW, meyakini Taliban akan berubah, itu salah besar! Kenapa Taliban atau Neo Taliban yang kita lihat hari ini lebih ke pragmatis saja. Tetapi dari segi ideologi tidak ada yang berubah," 

"Apa buktinya masih sama? Harus diingat, sesaat setelah penguasaan Taliban, yang kita lihat pemberitaan, sikap diskriminatif terhadap pekerja perempuan, kemudian beberapa orang ditembak, kekerasan warga sipil masih berlanjut," tegas Ali saat dihubungi VOI, Senin, 23 Agustus petang.  

Ali meyakini, secara ideologis, tidak ada yang berubah dari Taliban. Misalnya dalam moderasi beragama, kebebasan berpendapat atau hak-hak sipil. Namun soal politik, Taliban telah mengambil sikap yang lebih pragmatis. 

Hal ini dibuktikan dengan pernyataan beberapa elite Taliban yang akan membuka kerjasama dengan pemerintah negara lain, semisal China atau Rusia. Bagi Ali, ini menarik karena menyangkut geopolitik Taliban ke depan. 

Pasalnya, Taliban sejak tahun 70-an didukung penuh oleh pemerintah Arab Saudi karena memiliki kesamaan dalam paham wahabi. Sementara China merupakan negara dengan blok kekuasaan yang berbeda dengan Arab Saudi.

"Nah, ini yang menari kita bisa lihat nanti ending-nya seperti apa," singkat Ali. 

Implikasi Kemenangan Taliban di Indonesia

Kemenangan Taliban di Afghanistan akan memiliki implikasi bagi Indonesia saat ini. Menurut Ali, hal ini bisa digunakan kelompok-kelompok teror seperti ISIS maupun Al-Qaeda sebagai framing.

"Bisa digunakan sebagai narasi propaganda oleh kelompok-kelompok pendukung ISIS atau Al-Qaeda. Sadar atau tidak, Taliban adalah gerakan dimana tumbuh dan berkembangnya jihad itu dari Afghanistan," terang Ali. 

Banar bahwa ISIS, Al-Qaeda memiliki embrio kelahiran yang berbeda dengan Taliban di Afghanistan. Namun, kelompok-kelompok teror ini memiliki kesamaan dalam bidang ideologis yaitu formalisasi syariat Islam.

"Di Indonesia kebangkitan Taliban bisa menjadi inspirasi bagi kelompok yang selama ini mengagendakan tujuan negara Islam, formalisasi syariat islam. Inspirasi Taliban 20 tahun menunggu, mencapai kemenangan," terang Ali.

Menyikapi pernyataan HNW, Ali sendiri tidak kaget. Apalagi HNW merupakan jebolan Arab Saudi, negara yang menjadi kiblat kerjasama Taliban selama ini. Sayangnya, implikasi pernyataan itu berakibat buruk pada citra PKS yang hendak dibangun selama ini. 

"Saya pikir kurang tepat, kurang pas. PKS mencoba membangun reformasi yang lebih terbuka, yang lebih inklusif. Kalau HNW menyatakan itu maka ini bertabrakan, tidak bisa menerima semua kelompok," demikian Ali.