Bagikan:

JAKARTA - Ledakan bom bunuh diri terjadi di Karachi, menewaskan tiga pengajar asal China dan mengundang kecaman keras Beijing, dalam serangan besar pertama tahun ini terhadap warga negara sekutu lama Pakistan, dengan pelaku diduga seorang perempuan.

Ketiga korban termasuk di antara penumpang di minibus yang kembali ke Universitas Karachi setelah istirahat makan siang, ketika bom meledak di pintu masuk Institut Konfusius, menewaskan para guru China dan seorang warga negara Pakistan, kata polisi dan pejabat, melansir Reuters 27 April.

Kepala polisi Karachi Ghulam Nabi Memon mengatakan "laporan yang kami terima mengatakan mereka orang China." Dia menambahkan, mereka adalah guru di Institut Konfusius, pusat bahasa dan budaya China.

"Informasi yang kami dapatkan adalah bahwa pelaku bom wanita kemungkinan besar adalah seorang mahasiswa di universitas tersebut," kata Memon kepada Geo News TV.

Selain korban tewas, seorang penjaga dan seorang warga negara China lainnya juga terluka di dalam minibus tersebut.

Media menunjukkan rekaman CCTV seorang wanita berpakaian hitam mengenakan ransel berdiri di dekat bus sesaat sebelum bom meledak dan mengirimkan awan api dan asap. Polisi tidak memverifikasi rekaman itu.

Media Pakistan juga menunjukkan minibus yang rusak dengan lubang pecahan peluru. Saksi mata mengatakan ledakan itu begitu besar, sehingga mengguncang kaca jendela bangunan lain di kampus yang luas itu.

Kelompok separatis Baloch Liberation Army (BLA) yang berbasis di Provinsi Balochistan barat daya yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu, menambahkan dalam sebuah email kepada Reuters, serangan itu dilakukan oleh seorang wanita pengebom bunuh diri.

Dalam foto yang dikirim mereka menunjukkan wanita yang mengenakan selendang panjang duduk bersama dua anak. Foto itu tidak dapat diverifikasi secara independen oleh polisi atau pejabat lainnya.

Pemboman itu adalah serangan besar pertama terhadap warga negara China di Pakistan sejak Juli tahun lalu, ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan sebuah bus penumpang di Pakistan utara yang menewaskan 13 orang, termasuk sembilan orang China yang bekerja di pembangkit listrik tenaga air.

Serangan lain terhadap pekerja Cina di Pakistan telah terjadi di Provinsi Balochistan, di mana gerilyawan separatis telah melancarkan pemberontakan terhadap pihak berwenang selama beberapa dekade.

Balochistan memiliki pelabuhan laut dalam di kota Gwadar yang dikembangkan Beijing di bawah proyek Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC) sebagai bagian dari inisiatif Sabuk dan Jalan Presiden Xi Jinping untuk memperluas hubungan perdagangan.

Terkait ledakan bom bunuh diri ini, Kementerian Luar Negeri China mengutuk keras serangan tersebut, "menuntut" Pakistan menghukum para pelaku, melindungi warga China dan mencegah insiden serupa terjadi lagi.

"Darah orang-orang China tidak boleh ditumpahkan dengan sia-sia, dan mereka yang berada di balik insiden ini pasti akan membayar harganya," tegas pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.

Insiden itu menimbulkan tantangan besar bagi Perdana Menteri Pakistan yang baru terpilih, Shehbaz Sharif, yang memerintah bulan ini. Dia mengutuk apa yang disebutnya sebagai tindakan terorisme yang pengecut.

"Saya sangat berduka atas hilangnya nyawa yang berharga termasuk teman-teman China kami dalam serangan keji di Karachi hari ini," kata Sharif dalam sebuah pernyataan. Dia menjanjikan penyelidikan cepat.

Diketahui, gerilyawan separatis Baloch, yang mengatakan mereka berjuang untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dalam sumber daya tambang dan mineral regional, biasanya menyerang proyek-proyek gas, infrastruktur dan pasukan keamanan.

Mereka juga menyerang proyek-proyek dan pekerja China meskipun ada jaminan dari Pakistan bahwa mereka melakukan segala cara untuk melindungi proyek-proyek tersebut.