JAKARTA - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak Korea Selatan pada Hari Senin untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina, mengutip negara-negara lain yang telah mengubah kebijakan mereka untuk tidak memberikan senjata ke negara-negara yang berkonflik setelah invasi Rusia.
Stoltenberg berbicara di Seoul, bagian dari perjalanannya Korea Selatan dan Jepang, ditujukan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu Barat di Asia dalam menghadapi perang di Ukraina dan meningkatnya persaingan dengan China.
Berbicara di Chey Institute for Advanced Studies di Seoul, Stoltenberg berterima kasih kepada Korea Selatan atas bantuannya yang tidak mematikan ke Ukraina, tetapi mendesaknya untuk berbuat lebih banyak, menambahkan ada "kebutuhan mendesak" untuk amunisi.
"Saya mendesak Republik Korea untuk melanjutkan dan meningkatkan isu khusus dukungan militer," katanya, melansir Reuters 30 Januari.
"Pada akhirnya, ini adalah keputusan yang harus Anda buat, tetapi saya akan mengatakan, beberapa sekutu NATO yang memiliki kebijakan untuk tidak pernah mengekspor senjata ke negara-negara dalam konflik telah mengubah kebijakan itu sekarang," paparnya, mengutip Jerman, Swedia dan Norwegia.
"Jika kita tidak ingin otokrasi dan tirani menang, maka mereka (Ukraina) membutuhkan senjata, itulah kenyataannya," tandas Stoltenberg yang juga mantan perdana menteri Norwegia.
Korea Selatan diketahui menandatangani kesepakatan besar untuk menyediakan ratusan tank, pesawat dan senjata lainnya kepada anggota NATO, Polandia, sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Namun, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan, undang-undang Korea Selatan yang melarang pasokan senjata ke negara-negara yang terlibat konflik, mempersulit pengiriman senjata ke Ukraina.
BACA JUGA:
Rusia menyebut invasinya, yang diluncurkan pada 24 Februari, sebagai "operasi khusus" untuk menangkal ancaman terhadap keamanannya sendiri.
Stoltenberg bertemu dengan Presiden Yoon dan Menteri Pertahanan Lee Jong-sup, yang menggemakan seruan untuk hubungan yang lebih dekat dengan NATO berdasarkan nilai-nilai bersama, tetapi tidak secara terbuka menyampaikan seruan untuk lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.
Diketahui, Korea Selatan membuka misi diplomatik pertamanya untuk NATO tahun lalu, berjanji untuk memperdalam kerja sama di bidang non-proliferasi, pertahanan dunia maya, kontra-terorisme, tanggap bencana, dan bidang keamanan lainnya.
Wrapping up two days in Seoul, deepening #NATO’s close partnership with South Korea. We share values and concerns, including keeping pressure on Pyongyang to abandon its reckless missile & nuclear activities, and support for Ukraine. I look forward to doing even more together. pic.twitter.com/r5KZTs09Yl
— Jens Stoltenberg (@jensstoltenberg) January 30, 2023