Perkuat Sayap Timur NATO, Presiden Biden Kirim Ratusan Tentara, Jet Tempur F-35 dan Helikopter Serang AH-64 Apache
Ilustrasi Helikopter AH-64 Apache AS. (Wikimedia Commons/CW2 Cameron Roxberry)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali mengirim ratusan prajurit, jet tempur hingga helikopter serang ke wilayah timur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), untuk meningkat keamanan di wilayah tersebut, seiring penambahan pasukan Rusia di Belarusia dan sanksi baru.

Presiden Biden pada hari Selasa mengatakan dia mengizinkan penempatan kembali beberapa pasukan AS yang sudah ditempatkan di Eropa untuk meningkatkan keamanan sekutu Baltik NATO, terutama mengingat penambahan pasukan Rusia di Belarus.

Sebelumya, Perdana Menteri Estonia dan Presiden Latvia dan Lithuania pada hari Jumat telah mengajukan permohonan langsung kepada Wakil Presiden Kamala Harris, agar AS meningkatkan kehadirannya di Baltik.

"Ini adalah langkah defensif sepenuhnya di pihak kami dan AS tidak berniat mengerahkan pasukannya di Ukraina yang bukan anggota NATO," ujar Presiden Biden dikutip dari Euronews 23 Februari.

Tetapi Presiden Biden juga mengatakan, AS dan sekutunya "akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dan mematuhi komitmen yang kami buat untuk NATO." Diketahui, pakta pertahanan bersama menganggap serangan terhadap satu anggota sebagai serangan terhadap semua.

Sementara, melansir Reuters, oengumuman Presiden AS Joe Biden Selasa tentang redistribusi pasukan di Eropa termasuk mengirim 800 tentara infanteri ke wilayah Baltik dan hingga delapan jet tempur F-35 ke beberapa lokasi operasi di sepanjang sayap timur NATO, kata seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim. .

Selain itu, Amerika Serikat juga akan mengirim 32 helikopter serang Apache AH-64 ke wilayah Baltik dan ke Polandia dari lokasi di Eropa.

"Personel tambahan ini sedang diposisikan ulang untuk meyakinkan sekutu NATO kami, mencegah potensi agresi terhadap negara-negara anggota NATO, dan berlatih dengan pasukan negara tuan rumah," kata pejabat senior pertahanan AS, menambahkan bahwa tidak ada pasukan baru yang datang dari Amerika Serikat.

Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Selasa mengumumkan sanksi baru terhadap elite Rusia dan dua bank, ketika Barat mencoba untuk menghentikan invasi habis-habisan ke Ukraina dengan menghukum Moskow, karena memerintahkan pasukan ke dua wilayah separatis yang telah diakuinya.

Uni Eropa, Jerman dan Inggris juga mengumumkan cara-cara mereka akan memukul Rusia secara finansial, karena mereka khawatir serangan lebih lanjut akan datang, sebuah langkah yang secara konsisten ditolak Moskow selama berbulan-bulan.