JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berharap petahana Joe Biden memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada Bulan November mendatang.
"Meskipun saya bukan pemilih AS, saya pikir jelas Biden adalah jaminan yang lebih besar bagi kelangsungan demokrasi di dunia dan Amerika Serikat," kata Presiden Lula kepada saluran TV lokal RedeTV, dikutip dari Reuters 29 Februari.
Presiden Biden kemungkinan akan menghadapi mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump yang dikalahkannya dalam Pilpres 2020. Dua tahun kemudian, Lula dari sayap kiri mengalahkan Presiden petahana sayap kanan Jair Bolsonaro, yang sering disamakan dengan Trump, untuk memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut di Brasil.
Lula, yang memasuki dunia politik pada tahun 1970-an sebagai pemimpin serikat pekerja, mengatakan dia memiliki "hubungan baik" dengan Biden dan memuji presiden AS atas pembelaannya terhadap hak-hak pekerja, menyatakan dia mendukung pemogokan terhadap produsen mobil tahun lalu.
"Sejak awal (masa jabatannya) Presiden Biden telah memposisikan dirinya untuk membela buruh," kata Presiden Lula.
"Saya berharap Presiden Biden memenangkan Pemilu," tandasnya.
Pada Bulan September, kedua pemimpin meluncurkan inisiatif untuk memajukan hak-hak pekerja dan juga menyepakati topik-topik seperti transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan, dengan menjadi anggota pendiri Aliansi Biofuel Global.
Meski begitu, ada juga ketidaksepakatan di antara mereka, seperti perang di Gaza, di mana Lula mengklaim Israel bertanggung jawab atas "genosida" terhadap warga Palestina. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada Pemimpin Brasil itu dalam pertemuan pekan lalu, Washington tidak setuju dengan pernyataan Presiden Lula.
BACA JUGA:
Presiden Biden pada tahun 2022 adalah salah satu pemimpin pertama di dunia yang mengucapkan selamat kepada Presiden Lula atas kemenangannya, menyatakan dukungan kepadanya, ketika para pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu dan menggeledah istana kepresidenan Brasil, Kongres dan Mahkamah Agung yang menyerukan kudeta militer pada 8 Januari 2023.
Adegan tersebut sering disamakan dengan invasi Capitol AS oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021, dua minggu sebelum Trump meninggalkan jabatannya. Presiden Lula di masa lalu menjuluki Bolsonaro sebagai "tiruan" Trump.