JAKARTA - Partai oposisi Venezuela Voluntad Popular mengatakan koordinator nasionalnya Freddy Superlano ditahan.
Penangkapan itu terjadi di tengah sengketa pemilu di mana Presiden Nicolas Maduro dan kandidat oposisi Edmundo Gonzalez sama-sama mengklaim kemenangan, dilansir Reuters, Selasa, 30 Juli.
Kerusuhan terjadi Venezuela pascapidato klaim kemenangan Maduro. 15 orang ditahan karena vandalisme.
Terbaru, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden AS Joe Biden akan berbicara melalui panggilan telepon yang fokus pada pemilihan presiden Venezuela.
Kontak telepon akan diadakan pada pukul 14.30 waktu setempat, Selasa, 30 Juli, menurut Gedung Putih.
Dilansir Reuters mengutip sumber-sumber di Brasil, pembicaraan telepon tersebut dijadwalkan atas permintaan pemerintah Amerika Serikat untuk meminta penilaian Brasil terhadap hasil pemilu di negara tetangganya, Venezuela.
Otoritas pemilu nasional Venezuela menyatakan Presiden petahana Nicolas Maduro sebagai pemenang pemilu akhir pekan lalu, memberinya masa jabatan ketiga, namun pihak oposisi juga mengklaim kemenangan.
Lembaga jajak pendapat independen menyebut kemenangan Maduro tidak masuk akal, karena para pemimpin oposisi dan pengamat asing mendesak agar penghitungan suara diumumkan.
BACA JUGA:
🚨 ALERTA NACIONAL E INTERNACIONAL URGENTE: Debemos denunciar responsablemente al país que hace escasos minutos fue secuestrado nuestro Coordinador Político Nacional Freddy Superlano.
Alertamos a la comunidad internacional sobre una escalada represiva de la dictadura de Nicolás… pic.twitter.com/9em0Xc0nOS
— Voluntad Popular (@VoluntadPopular) July 30, 2024
Pemerintah Brasil pada Senin, 29 Juli, memuji hari pemilu yang mereka sebut sebagai hari pemilu yang “damai” di Venezuela.
Brasil mengatakan pihaknya memantau dengan cermat penghitungan suara, menunggu otoritas pemilu merilis penghitungan suara untuk memastikan legitimasi hasil pemilu.
Sementara itu, pemerintahan Biden mengatakan manipulasi pemilu telah menghilangkan “kredibilitas” klaim Maduro atas kemenangannya dalam pemilihan umum kembali, dan Washington membiarkan pintu terbuka untuk sanksi baru terhadap negara OPEC tersebut.