JAKARTA - Mantan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic dijadwalkan kembali beraksi dalam Australian Open setelah hampir satu tahun lalu dideportasi karena menolak vaksinasi COVID-19, kata bos tenis Australia seperti dikutip AFP, Selasa.
Juara Australian Open sembilan kali itu awalnya dilarang masuk Australia selama tiga tahun setelah kalah dalam sengketa hukum awal tahun ini menyangkut status vaksinnya.
Australia kemudian mencabut syarat menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19 kepada pelancong yang memasuki negeri itu.
November lalu pemerintah Australia memastikan petenis Serbia yang tidak divaksinasi itu tidak lagi dilarang dan telah diberi visa yang membuatnya bisa berlaga dalam Australian Open 2023.
Kepala Eksekutif Tenis Australia Craig Tiley mengaku berharap pendukung tenis menerima kembalinya Djokovic.
"Saya sangat mempercayai publik Australia. Saya sangat yakin penggemar akan menanggapinya seperti sudah kami harapkan," kata Tiley mengutip Antara, Selasa.
Djokovic dijadwalkan bermain di Adelaide International mulai Minggu pekan ini sebagai pemanasan untuk Australian Open di Melbourne.
BACA JUGA:
"Selama bertahun-tahun saya sungguh beruntung mengawalinya dengan sangat kuat di Australia dan saya senang bermain di sana," kata petenis nomor lima dunia itu di Dubai pekan lalu setelah mengakhiri 2022 dengan mahkota ATP Tour Finals keenam.
Djokovic terakhir tiba di Melbourne pada Januari untuk mengikuti turnamen Grand Slam pertama tahun ini dengan alasan sudah memperoleh pengecualian medis untuk memasuki Australia tanpa vaksinasi karena dia baru saja sembuh dari Covid-19.
Namun, pejabat Australia menilai dia tidak memenuhi persyaratan mendapatkan pengecualian itu sampai akhirnya ditahan selama lima hari sembari mengajukan banding yang tidak membuahkan hasil.