CEO Moderna  Stéphane Bancel Sebut Vaksin COVID-19 Kemungkinan Kurang Efektif Terhadap Varian Omicron
CEO Moderna Stephane Bancel. (Wikimedia Commons/Brenda Bancel)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala eksekutif produsen vaksin Moderna mengatakan, vaksin COVID-19 kemungkinan tidak mungkin efektif melawan varian Omicron dari virus corona seperti sebelumnya, memicu kekhawatiran baru di pasar keuangan tentang lintasan pandemi.

"Tidak ada dunia, saya pikir, di mana (efektivitas) berada pada tingkat yang sama dengan Delta," kata Kepala Eksekutif (CEO) Moderna Stéphane Bancel kepada Financial Times dalam sebuah wawancara, seperti mengutip Reuters 30 November.

"Saya pikir itu akan menjadi penurunan materi. Saya hanya tidak tahu berapa banyak karena kita perlu menunggu datanya. Tetapi semua ilmuwan yang saya ajak bicara, seperti 'ini tidak akan baik-baik saja," sambungnya.

Resistensi vaksin dapat menyebabkan lebih banyak penyakit dan rawat inap, memperpanjang pandemi, dengan komentarnya memicu penjualan aset yang terpapar pertumbuhan seperti minyak, saham dan dolar Australia.

Bancel menambahkan, tingginya jumlah mutasi pada lonjakan protein yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia, berarti kemungkinan pondasi dasar vaksin saat ini perlu dimodifikasi.

Sebelumnya, Bancel mengatakan di CNBC bahwa perlu waktu berbulan-bulan untuk mulai mengirimkan vaksin yang bekerja melawan Omicron.

Untuk diketahui, ketakutan akan varian baru, meskipun kurangnya informasi tentang keparahannya, telah memicu penundaan beberapa rencana pembukaan kembali ekonomi dan penerapan kembali beberapa pembatasan perjalanan dan pergerakan.

Sebelumnya, varian Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional, menimbulkan risiko global 'sangat tinggi' dari lonjakan infeksi yang dapat memiliki "konsekuensi parah' di beberapa area, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin.

Badan PBB yang menangani masalah kesehatan tersebut mendesak 194 negara anggotanya untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi dan, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus, guna "memastikan rencana mitigasi ada" untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.

"Varian Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada lintasan pandemi," kata WHO.

Lebih jauh WHO menerangkan, hingga saat ini tidak ada kematian terkait dengan Omicron yang dilaporkan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai potensi Omicron untuk lolos dari perlindungan terhadap kekebalan yang disebabkan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya.