JAKARTA - Tim penyelamat melakukan pencarian korban hilang akibat banjir yang melanda Kota Las Tejerias, Aragua, Venezuela, saat jumlah korban tewas meningkat setelah hujan deras yang mengguyur akhir pekan lalu.
Hujan pada Sabtu malam menyapu batang pohon besar dan puing-puing dari pegunungan sekitarnya ke Las Tejerias, 40 mil (67 kilometer) barat daya Caracas, merusak bisnis dan lahan pertanian.
Sedikitnya 36 orang tewas akibat banjir sementara 56 masih hilang, kata Remigio Ceballos, wakil kepala Bidang Keamanan Warga, kepada wartawan di Las Tejerias Hari Senin, melansir Reuters 11 Oktober.
Berdiri di depan rumah yang dulunya berlantai dua, sebelum banjir menghancurkannya, Jennifer Galendez menunggu kabar tentang suaminya, salah satu orang yang dilaporkan hilang setelah air menggenangi kota.
Banjir juga membunuh cucu perempuannya yang masih kecil, katanya.
"Suami saya ada di dekat jendela. Saya juga tidak bisa membantunya dan air membawanya pergi," ujar Galendez, menambahkan suaminya Jose Segovia menderita diabetes parah.
Galendez pergi mencari bantuan di tengah hujan ketika dia melihat air masuk ke rumahnya, sebelum banjir juga membawanya.
"Air menyapu saya," ujarnya, menambahkan dia akhirnya menemukan perlindungan di platform yang tidak ada arus.
Sebelumnya, Presiden Nicolas Maduro mengatakan dalam sebuah tweet, Ia telah menetapkan daerah itu sebagai zona bencana dan menyatakan tiga hari berkabung.
Sementara, Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengatakan, hujan selama satu bulan telah turun hanya dalam delapan jam, menyebabkan pompa yang digunakan untuk memberi daya pada sistem air minum masyarakat terbawa arus banjir.
Rodriguez mengatakan, prioritasnya adalah menemukan orang-orang yang masih terperangkap di bawah lumpur dan batu di seluruh kota, sementara personel militer dan penyelamat juga mencari korban selamat di tepi sungai.
"Kami kehilangan anak laki-laki, perempuan. Apa yang terjadi di Kota Tejerias adalah sebuah tragedi," tandasnya.
BACA JUGA:
Jalan-jalan Tejerias, sebuah kota berpenduduk sekitar 73.000 jiwa, dipenuhi lumpur, batu-batu besar dan cabang-cabang pohon yang kusut dan dibatasi oleh rumah-rumah yang dipagari, menurut saksi mata Reuters.
Rumah, toko dan bangunan lain di Las Tejerias seluruhnya atau sebagian dipenuhi lumpur dan puing-puing lain yang terbawa air. Daerah tersebut saat ini tanpa listrik atau air minum.
Pada Hari Senin, buldoser terlihat membersihkan jalan di Las Tejerias saat matahari bersinar setelah beberapa hari diguyur hujan.