Gedung Konsulatnya di Kyiv Terkena Rudal Rusia, Jerman Kirim Sistem Pertahanan Udara untuk Ukraina
Dampak serangan rudal jelajah Rusia di Kyiv, Ukraina. (Wikimedia Commons/Kyiv City State Administration)

Bagikan:

JAKARTA - Jerman mengumumkan rencana mengirimkan sistem pertahanan udara untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang, tak lama setelah puluhan rudal jelajah Rusia menghujani Kyiv dan sejumlah kota lainnya, dengan gedung konsulat mereka ikut terkena serangan.

Sebuah gedung perkantoran bertingkat tinggi yang menampung konsulat Jerman di Kyiv terkena serangan rudal Rusia pada Senin pagi, kata kementerian luar negeri, meskipun tidak ada pejabat di sana, karena konsulat itu kosong selama berbulan-bulan sejak perang pecah.

"Tidak ada pekerjaan yang dilakukan di gedung itu selama berbulan-bulan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, dilansir dari Reuters 11 Oktober.

Juru bicara itu menambahkan, Pemerintah Jerman telah menghubungi pejabat di Kyiv untuk menilai tingkat kerusakan situs tersebut.

Jerman mengutuk serangan Rusia, yang menewaskan belasan warga dan melukai lainnya, yang diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan Ukraina, termasuk di jembatan ke Krimea.

Christine Lambrecht
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Terpisah, Kementerian Pertahanan Jerman berencana mengirimkan sistem pertahanan udara ke Ukraina dalam waktu secepatnya, dan mengirimkan tiga lagi tahun depan, tanpa memberikan batas waktu yang tepat.

Jerman akan mengirimkan yang pertama dari empat sistem pertahanan udara IRIS-T SLM ke Ukraina dalam beberapa hari, kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht.

"Tembakan rudal baru di Kyiv dan banyak kota lain menunjukkan betapa pentingnya untuk memasok Ukraina dengan sistem pertahanan udara dengan cepat," kata Lambrecht dalam sebuah pernyataan.

"Serangan Rusia dengan rudal dan drone meneror penduduk sipil khususnya. Itulah mengapa kami sekarang memberikan dukungan terutama dengan senjata pertahanan udara," kritiknya.

Diketahui, Rusia menggempur kota-kota di seluruh Ukraina selama jam sibuk pada Senin pagi, menewaskan warga sipil, mematikan listrik dan pemanas, dalam serangan balasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan ledakan di jembatan Rusia ke Krimea sebagai serangan teroris.