Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengecam keras serangan rudal Rusia pada Hari Senin, yang menyebabkan jatuhkan korban tewas dan luka-luka.

Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan, sedikitnya 11 orang tewas dan 64 terluka, akibat serangan rudal Rusia di sejumlah wilayah, melansir Reuters 10 Oktober.

Dalam unggahan di Telegram dikatakan, empat wilayah tidak memiliki listrik setelah serangan, yakni Lviv, Poltava, Sumy dan Ternopil, dengan pasokan listrik sebagian telah terganggu di bagian lain negara itu.

Terpisah, Komisi Eropa mengutuk serangan rudal Rusia di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya sebagai tindakan barbar.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, tindakan Rusia "tidak memiliki tempat di abad ke-21", menambahkan dalam sebuah tweet bahwa dukungan militer untuk Ukraina dari blok itu sedang dalam perjalanan.

Sementara itu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, serangan yang dilakukan Rusia terhadap kota-kota Ukraina pada Hari Senin merupakan hal mengerikan.

"Berbicara dengan Menteri Luar Negeri (Ukraina) Dmytro Kuleba dan mengutuk serangan Rusia yang mengerikan dan membabi buta terhadap infrastruktur sipil di Ukraina," tulis Stoltenberg dalam sebuah tweet.

"NATO akan terus mendukung orang-orang Ukraina yang berani untuk melawan agresi Kremlin selama diperlukan," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Rusia menembakkan rudal jelajah ke kota-kota di seluruh Ukraina selama jam sibuk pada Senin pagi, menewaskan warga sipil, menyebabkan putusnya aliran listrik dan panas, dalam apa yang dinyatakan Presiden Vladimir Putin sebagai pembalasan atas serangan Ukraina, termasuk di jembatan ke Krimea.

Pada pertengahan pagi, Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan 81 rudal jelajah, dan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh 43 di antaranya. Polisi mengatakan sedikitnya lima orang tewas dan 12 terluka di Kyiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan pada jam-jam sibuk Hari Senin sengaja dilakukan untuk membunuh orang, serta untuk melumpuhkan jaringan listrik Ukraina.

"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Presiden Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram.