Bagikan:

JAKARTA - Rusia mengatakan pangkalan pertahanan rudal Amerika Serikat di Polandia yang diresmikan pekan lalu, sejak lama menjadi perhatian dan target prioritas mereka yang bisa dihancurkan jika diperlukan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, pangkalan pertahanan rudal baru AS di Polandia telah lama dianggap sebagai target prioritas untuk potensi netralisasi oleh Angkatan Bersenjata Rusia.

Pangkalan dimaksud adalah pangkalan pertahanan udara yang terletak di Kota Redzikowo, Polandia. Itu bagian dari perisai udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Mengingat tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh fasilitas militer Barat tersebut, pangkalan pertahanan rudal di Polandia telah lama dimasukkan di antara target prioritas untuk potensi dihancurkan," kata Zakharova, dikutip dari TASS 21 November.

"Jika perlu, ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai persenjataan canggih," sambungnya.

Pangkalan tersebut bagian dari perisai rudal NATO yang dijuluki 'Aegis Ashore' yang menurut aliansi itu mampu mencegat rudal balistik jarak pendek hingga menengah, dikutip dari Reuters.

Pembangunan fasilitas pertahanan rudal tersebut dimulai pada tahun 2016, dengan biaya yang dilaporkan mencapai 850 juta dolar AS, menurut sumber terbuka.

maria zakharova
Maria Zakharova. (Twitter/@RussianEmbassy)

Fasilitas tersebut mulai beroperasi pada bulan Desember 2023 dan kemudian diserahkan kepada NATO. Setelah pertemuan puncak di Washington pada bulan Juli 2024, aliansi tersebut mengumumkan kesiapan operasional penuh kompleks Aegis Ashore di Polandia. Pangkalan itu beroperasi secara resmi pada 13 November lalu.

Fasilitas Aegis Ashore di Redzikow merupakan bagian dari program EPAA (European Phased Adaptive Approach) untuk penyebaran bertahap sistem pertahanan rudal di Eropa.

Kerangka kerja tersebut juga mencakup kapal-kapal yang dilengkapi radar Aegis yang bermarkas di Rota, Spanyol, stasiun radar AN/TPY-2 di Turki (siaga sejak 2011), dan fasilitas Aegis Ashore lainnya di pangkalan Deveslu di Rumania.

Zakharova menyatakan, proyek pembangunan AS-NATO, yang berlangsung selama hampir satu dekade dengan mengabaikan sepenuhnya masalah keamanan Rusia, secara konsisten menjadi fokus perhatian Rusia.

Ia menekankan, Rusia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan tindakan balasan sebagai tanggapan.

Zakharova menggambarkan pendirian pangkalan tersebut sebagai langkah provokatif yang terang-terangan, menyebutnya sebagai bagian dari "serangkaian tindakan yang sangat tidak stabil oleh Amerika dan sekutu Atlantik Utara mereka di bidang strategis."

"Langkah ini sejalan dengan praktik lama dan destruktif untuk memajukan infrastruktur militer NATO lebih dekat ke perbatasan Rusia," jelasnya.

"Tindakan semacam itu merusak stabilitas strategis. Ditambah dengan tindakan militer-politik dan militer-teknis berbahaya lainnya yang bertujuan untuk memproyeksikan kekuatan AS ribuan kilometer dari wilayahnya sendiri untuk memberikan tekanan pada Rusia dan kekuatan nuklir lainnya, hal ini pasti meningkatkan risiko strategis dan, akibatnya, meningkatkan tingkat bahaya nuklir secara keseluruhan," tambah Zakharova.